Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemkab Blitar mempersiapkan pemakaman jenazah warga Kecamatan Kanigoro yang meninggal di Jakarta. Yang bersangkutan dikhawatirkan meninggal karena virus corona.
Kepala Desa asal korban, Tugas Nanggolo Yudho mengaku mendapat kabar warganya meninggal tadi pagi. Warga yang meninggal itu seorang lelaki berusia 50 tahun. Dia mengalami gejala klinis demam, batuk, sesak dan sempat dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta.
"Jadi begini, warga desa sini ada sembilan orang menjadi buruh bangunan di Jakarta. Beberapa hari lalu, istri-istri mereka meminta izin kepada saya kalau suami mereka mau pulang. Tapi saya cegah, sampai corona benar-benar bersih dari Indonesia. Lha tahu-tahu, tadi pagi dikabari salah satu dari mereka meninggal dan jenazah sudah dalam perjalanan ke sini," kata Tugas saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (29/3/2020).
Jika tidak ada hambatan, lanjutnya, jenazah dan delapan warga desa itu akan tiba di lokasi pemakaman desa sekitar pukul 23.00 WIB. Namun Tugas juga mendapat cerita dari saksi yang mengantarkan pasien ke rumah sakit, jika pihak rumah sakit tidak memandikan jenazah dan langsung membungkusnya ke dalam plastik. Setelah itu dimasukkan ke dalam peti kayu.
"Begitu dengar cerita seperti itu, saya langsung lapor camat dan polisi. Karena saya mikir, apa meninggalnya karena kena corona. Saya tanya rekam medisnya, dijawab nanti saja kalau sudah sampai di Blitar akan ditunjukkan," imbuhnya.
Jubir Gugus Tugas Covid-19 Pemkab Blitar Krisna Yekti membenarkan telah menerima laporan ini. Petugas penanganan corona telah mempersiapkan semua kebutuhan pemakaman sesuai protap penanganan wabah covid-19.
"Warga meninggal dunia di Jakarta dan akan dimakamkan di daerah asalnya. Informasi yang saya dapat, orang tersebut meninggal dunia diduga karena covid-19. Anggota Tim Gugus langsung ke TKP untuk memastikan berita tersebut dan mengambil langkah-langkah sesuai protokoler," jawab Krisna.
Jenazah, lanjutnya, nanti akan langsung dimakamkan. Tidak diperbolehkan disemayamkan di rumah duka. Jenazah dibawa dengan mobil jenazah dan didampingi oleh 8 orang temannya.
"Sebelum masuk di perbatasan Kabupaten Blitar, mobil akan dilakukan penyemprotan desinfektan. Dan 8 orang temannya ini harus dikarantina di satu rumah sendiri," pungkasnya.