"Dua orang yang terconfirm positif itu ada dalam satu kecamatan. Karena itu, pengawasan melekat terhadap daerah terdampak akan ditingkatkan di satu kecamatan tersebut, yakni Bungatan," kata Bupati Situbondo H Dadang Wigiarto saat jumpa pers, Sabtu (28/3/2020).
Menurut Dadang, tindakan men-tracing dua warga positif corona itu sudah dilakukan beberapa hari lalu. Langkah tracing dibantu oleh pihak Pemprov Jatim melalui Dinas Kesehatan Situbondo. Sehingga pihaknya sudah mengantongi siapa saja yang dipandang punya resiko tertular.
"Kami sudah mengambil tindakan. Tapi tracing ini sengaja dilakukan diam-diam, agar tidak menimbulkan kepanikan," tandas bupati.
Dia menjelaskan ada beberapa tindakan yang mulai dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona di Kecamatan Bungatan. Mulai dari pemberlakuan sosial distancing dan isolasi mandiri. Termasuk penyemprotan disinfektan lebih sering dilakukan dibanding wilayah lain.
"Selain itu membangun kesadaran masyarakat untuk menjadi keluarga tangguh. Baik dengan menjaga kebersihan, lebih sering cuci tangan pakai sabun, pakai masker, dan jaga jarak. Ini solusi strategis, tapi tantangannya berat karena harus menyadarkan warga," papar Dadang.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Situbondo, selain dua warga yang sudah dinyatakan positif corona, Sabtu (28/3/2020), ada penambahan lagi jumlah warga berstatus ODP dari 112 menjadi 117 orang.
Rinciannya, sebanyak 53 di antaranya masih dipantau, yakni 5 dirawat inap dan 48 orang isolasi mandiri. Sementara 64 lainnya selesai dipantau atau sehat. Sementara untuk jumlah PDP di Situbondo saat ini berjumlah 3 orang. Rinciannya, 2 orang masih menjalani rawat inap dan 1 sembuh.
Selebihnya, dalam jumpa pers yang digelar di Pemkab Situbondo, Bupati Dadang sempat curhat minimnya Alat Pelindung Diri (APD) untuk para tenaga medis di Situbondo. Menurut Dadang, terbatasnya APD menjadi tantangan terberat dalam penanganan covid-19 di Situbondo.
"Hari ini APD di Situbondo sangat terbatas. Kita sebenarnya punya uang, order sudah dilakukan, tapi barangnya belum ready," keluh Bupati Dadang.
Namun, papar Dadang, terbatasnya APD itu tidak menghambat pekerjaan tenaga medis di Situbondo melayani pasien yang ada hubungannya dengan indikasi covid-19. Meskipun pakaian yang dipakai terkadang bisa menimbulkan bahan candaan dan kelihatan tidak serius.
"Tenaga medis kita terpaksa menutupi pakaiannya dengan jas hujan berbahan plastik yang dimodifikasi, agar kepala dan wajahnya tertutup. Tapi itulah cara paling aman. Bagaimana lagi, keadaan APD tidak tersedia. Kalau tidak melakukan tindakan kemanusiaan, siapa lagi yang mau merawat," tuturnya. (fat/fat)