Pemprov Jatim akan menggelar rapid test virus corona serentak di 38 kabupaten/kota mulai hari ini. Sebanyak 18.400 alat rapid test sudah didistribusikan ke 65 rumah sakit rujukan dan Dinas Kesehatan di Jatim.
Alat rapid test yang didistribusikan tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Kesehatan sebanyak 8.400. Sebanyak 10.000 rapid test lainnya merupakan bantuan dari Yayasan Tzu Chi Buddha.
"Dari total rapid test yang ada di Jawa Timur sebanyak 18.400, malam ini yang kami bagi ke daerah ada sebanyak 16.600 untuk 65 rumah sakit rujukan. Sebanyak 9.500 dan 7.020 untuk Dinas Kesehatan kabupaten/kota di Jawa Timur. Sisanya sebanyak 1.800 kita gunakan untuk bufferstock," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Grahadi, Kamis (26/3/2020) malam.
Khofifah menjelaskan, pembagian alat rapid test ke rumah sakit rujukan ditentukan secara proporsional dengan melihat kebutuhan jumlah ruang isolasi dan juga pasien covid-19 yang dirawat. Untuk pasien, baik yang positif covid-19, maupun dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) ataupun orang dengan pemantauan (ODP) akan mendapat prioritas.
Misalnya Kota Surabaya mendapatkan 32 boks alat rapid test. Kemudian untuk Kabupaten Tulungagung mendapatkan 38 boks alat rapid test. Serta Kota Malang yang mendapatkan 21 boks alat rapid test. Dengan masing-masing boks berisi 20 buah alat rapid test.
Saat distribusi alat rapid test di Grahadi, turut disimulasikan tata cara penggunaan rapid test. Para petugas rumah sakit juga diberi manual book serta dilatih terlebih dahulu sebelum melakukan rapid test virus corona.
Sebagaimana diketahui, rapid test ini merupakan alat deteksi antibodi untuk virus corona jenis SARS-COV-2 yang menyebabkan penyakit covid-19 dengan melalui pengambilan sampel darah. Dengan alat ini, apakah seseorang terjangkit virus corona atau tidak, bisa diketahui hanya dalam waktu 15 menit hingga 20 menit.
Terkait siapa yang akan menjadi prioritas rapid test tersebut, Khofifah menyebut bahwa ada empat golongan yang menjadi prioritas untuk dites cepat menggunakan alat tersebut.
Ma'ruf Amin Pastikan Rapid Test Tak Langgar Physical Distancing:
"Prioritas pertama adalah yang mengalami kontak erat risiko tinggi. Mereka adalah yang memiliki kontak dengan kasus konfirmasi positif covid-19. Termasuk di dalamnya adalah tenaga kesehatan, dokter, perawat dan juga yang mengantar dan membersihkan ruangan di tempat orang positif covid-19 dirawat," imbuh Khofifah.
Selain itu, yang juga masuk dalam prioritas pertama juga mereka yang berada dalam satu ruangan yang sama dengan kasus positif mulai 2 hari sebelum kasus timbul, sampai 14 hari setelah kasus timbul.
Serta orang yang bepergian bersama dengan segala jenis alat angkutan atau kendaraan mulai 2 hari sebelum kasus timbul sampai 14 hari setelah kasus timbul.
Kemudian prioritas kedua adalah mereka yang berstatus PDP, bila pemeriksaan PCR tidak memungkinkan dilakukan atau memerlukan waktu yang lama. Lalu prioritas ketiga adalah ODP sedangkan jenjang prioritas keempat adalah mereka yang memiliki kontak erat risiko rendah.
"Bagi rumah sakit yang sudah mendapatkan alat rapid test, maka saya minta untuk segera melakukan rapid test virus corona ini. Akan tetapi penting diingat jangan sampai tesnya dilakukan secara massal dan malah membuat pusat keramaian baru. Tetap jaga jarak aman," tegas Khofifah.
Per Kamis (26/3), total kasus positif covid-19 di Jawa Timur mencapai 59 orang. Delapan tambahan kasus positif terdiri dari 2 di Surabaya, 3 di Sidoarjo, 2 di Kediri dan 1 di Gresik.
Dengan begitu, saat ini untuk rincian perkembangan kasus covid-19 positif di Surabaya ada 33 orang. Di Kabupaten Sidoarjo ada 8 orang, di Magetan ada 8 orang, Kabupaten Malang ada 4 orang, Kabupaten Kediri 2 orang, Kota Malang 2 orang, Kabupaten Blitar ada 1 orang serta Gresik ada 1 orang.
Sedangkan yang terkonfirmasi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Jatim 221 orang, dan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang terkonfirmasi ada 3.055 orang.
Dari total jumlah kasus positif covid-19 di Jatim, 7 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh. Sedangkan untuk kasus positif yang meninggal menjadi 3 orang. Satu orang dari Surabaya, satu orang dari Sidoarjo dan satu orang dari Malang.