Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini rapat koordinasi perekonomian dengan teleconference. Ia mengurangi berkumpul atau bertatap muka untuk mencegah penyebaran virus corona.
Rapat koordinasi itu diikuti Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), pihak Gojek dan Grab serta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan kepolisian.
Risma meminta semua pihak bersama-sama melakukan social distancing dan menjaga profesionalismenya. Bahkan, ia meminta para pengusaha untuk membuat video cuci tangan atau pakai hand sanitizer. Kemudian di-upload ke media sosial masing-masing.
"Hal ini penting untuk bersama-sama menjaga kepercayaan dan profesionalisme kita," kata Risma saat teleconference, Kamis (26/3/2020).
Risma meminta driver Gojek dan Grab tidak masuk ke dalam mal untuk membelikan orderan pelanggan. Ia berharap pihak mal dapat menyediakan lemari atau rak di luar mal yang bisa dijadikan tempat pesanan pelanggan Grab dan Gojek.
"Nantinya, driver Gojek dan Grab cukup mengambil di lemari itu dan selanjutnya dibawa masuk ke bilik sterilisasi yang sudah disediakan pemkot. Lalu sampai ke rumah customer juga pakai hand sanitizer. Sehingga ini bisa menjaga kepercayaan masyarakat," jelasnya.
Pengusaha kuliner pun diminta untuk terus berinovasi di tengah wabah virus corona. Menurutnya, kondisi sekarang ini jauh berbeda dari kondisi biasanya. Oleh karena itu perlu sinergi dan inovasi sebanyak mungkin.
"Kita tidak boleh menyerah dan putus asa untuk menghadapi ini semua. Tidak mungkin Tuhan hanya memberikan kesulitan. Pasti di balik kesulitan itu, Tuhan memberikan kebahagiaan. Hanya orang-orang yang mau berjuang yang menjadi pemenang. Jadi ayo jangan menyerah dan bekerja keras, ayo berinovasi terus-menerus," paparnya.
Di samping itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya M. Fikser mengatakan, rapat menggunakan teleconference ini salah satu upaya pemkot mengurangi pertemuan dan kontak fisik yang saat ini terus dibatasi. Nantinya, rapat-rapat selanjutnya juga akan menggunakan aplikasi.
"Apalagi ini kan bisa diikuti oleh 100 orang, sehingga ke depannya akan kita atur seperti ini. Hingga akhirnya kondisi Surabaya normal kembali," pungkasnya.