Kepala Bagian Administrasi Pembangunan, Robben Rico mengatakan, saat ini masih dilakukan proses pembuatan bilik tunnel. Ia menargetkan, setiap hari
Ada 10 unit bilik yang harus dikerjakan.
"Kemarin sudah kirim ke Juanda masing-masing terminal ada satu unit. Sore kemarin, Minggu (22/3) sudah ada tujuh bilik, mudah-mudahan nutut sesuai target," kata Robben saat dikonfirmasi, Senin (23/3/2020).
Tujuh bilik yang sudah dibuat ditempatkan di kantor pelayanan masyarakat. Seperti, kantor pelayanan Polrestabes Surabaya, Samsat, dan kantor pemerintah kota.
"Intinya (tempat) yang mendatangkan cukup banyak orang. kami akan pasang bilik tersebut," ujarnya.
Kepada para pengembang perumahan diimbau agar membuat bilik sterilisasi secara mandiri karena pembuatannya tak begitu rumit. Sehingga setiap pengembang kompleks juga dapat menerapkan cara ini agar warga yang masuk ke perumahan sudah steril.
"Sesuai anjuran Ibu wali kota agar pengembangnya dapat membuat masing-masing. Prosesnya hanya posisinya menggunakan pompa, selang, sprayer yang berfungsi untuk air kemudian jadi embun," jelasnya.
Pemkot berencana terus membuat bilik sterilisasi sampai kebutuhan terpenuhi. Banyak pula permintaan pengadaan bilik tunnel, khususnya wilayah perkantoran.
"Kami terus buat sampai kebutuhannya terpenuhi, yang minta cukup banyak. Terutama kantor-kantor," paparnya.
Di samping itu, Kepala Dinkes Surabaya Febria Rachmanita menyampaikan, setiap harinya bilik tersebut bakal menghabiskan 500 liter disinfektan dengan kandungan campuran alkohol dan air steril.
"Sehari itu 500 liter (satu galon kuning). Kita sudah bikin dan dua hari sekali ngisinya. Kalau terlalu lama, khasiatnya tidak bagus," pungkasnya.
Viral Video Warga Jakarta Tak Takut Corona, Pemerintah?:
(iwd/iwd)