Dimulai dengan memilih kain, kemudian diukur sesuai dengan kebutuhan, tak berapa lama, tangan terampil Yutina pun mulai menjahit. Mulai dari bagian masker hingga talinya.
"Awalnya bikin baju, terus iseng bikin masker dari kain perca. Setelah saya upload ternyata banyak peminatnya," tutur Yutina kepada detikcom saat ditemui di rumahnya Jalan HOS Cokroaminoto, Rabu (18/3/2020).
Sejak virus corona masuk ke Indonesia, jelas dia, pesanan masker perca miliknya membludak. Pesanan per hari bisa mencapai ratusan. Pesanan ada yang melalui teman atau online.
"Mungkin karena sekarang masker langka di apotek, jadi milih pakai masker yang bisa dicuci berulang-ulang," ujarnya.
Menurutnya, masker buatannya lebih aman. Sebab ada dua lapisan dan di dalamnya yang bisa diisi tisu. Jika masker kotor, bisa dicuci dan dipakai kembali.
"Masker ini ada 2 lapis, di dalamnya bisa diisi tisu untuk menyaring udara. Kalau kotor nanti tisunya diambil terus maskernya dicuci," jelasnya.
Yutina mengaku untuk satu masker buatannya dihargai Rp 10 ribu. Dalam satu hari, dia dibantu ibunya bisa membuat 30 masker.
"Sekarang bikin paling lama 15 menit untuk satu masker," pungkas Yutina.
Tangkal Corona, Apakah Masker Sangat Berguna?:
(fat/fat)