"Pemberian uang saku oleh orang tua kerap kali tidak disertai dengan tuntunan dan dorongan kepada anak untuk mengelola uang yang dimiliki. Selain faktor kebiasaan, terbatasnya media edukasi anak mengenai keterampilan ini juga menjadi penyebabnya," kata Utami Anita Herawati, Program Manager for West Region Prestasi Junior Indonesia, Senin (16/3/2020).
Dia menjelaskan, edukasi keuangan itu sudah digelar sejak tiga tahun lalu berawal dari sekolah ke sekolah. Dan program ini bisa menjadi bagi orang tua untuk mulai menanamkan nilai-nilai finansial kepada anak.
"Pendekatan teknologi digital yang interaktif, aman, dan menyenangkan membuat pembelajaran pengelolaan uang menjadi efektif dan mudah dipahami oleh anak-anak" ujarnya.
Namun, tahun 2020 ini dipilih dilakukan terbuka atau tempat umum untuk bisa menjangkau lebih banyak siswa mengingat ada sekolah yang memiliki keterbatasan laptop dan jaringan internet.
"Dengan sistem yang dilakukan saat ini, didampingi orang tua dengan laptop yang disediakan dan masuk ke aplikasi manfaat edukasi itu diharapkan bisa lebih maksimal," ujar Utami.
Dengan edukasi, anak-anak diharapkan bisa menghargai orang tua yang bekerja untuk mendapatkan uang sehingga menabung sejak dini. Dengan cara itu, ujar dia, generasi Indonesia ke depannya bisa lebih pandai mengelola keuangan yang akhirnya lebih sejahtera (hil/fat)