KH Abdussalam Shohib, selaku ketua panitia pelaksana menjelaskan ada sejumlah hal yang perlu mendapat perhatian dari warga Nahdliyin yang akan menghadiri perhelatan harlah tersebut. Salah satunya jangan memaksa hadir bila tidak dalam kondisi badan yang fit.
"Kami koordinasi dengan dinkes provinsi, pemprov (sekda), kapolda dan pangdam. Imbauan-imbauan yang kami sampaikan itu adalah masukan dari berbagai pihak termasuk dari ahli-ahli kedokteran, seperti dr Edy Suyanto selaku Wakil Ketua PWNU Jatim, yang juga pakar kesehatan, dan jajaran pengurus lainnya," kata Gus Salam kepada detikcom, Sabtu (14/3/2020).
Gus Salam membeberkan bahwa pihaknya melibatkan forkopimda karena harlah nanti merupakan acara yang akan mendatangkan orang dalam jumlah banyak.
Berkaca dari penanganan wabah corona di pusat yang melibatkan mulai dari Kapolri hingga Panglima TNI, PWNU Jatim menggandeng jajaran forkopimda guna memastikan acara bisa berlangsung dengan baik dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini.
PWNU Jatim juga telah menyiapkan para dokter dan petugas kesehatan untuk menyukseskan perhelatan harlah kali ini. Mereka adalah para dokter dan petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit di lingkungan NU, yang tergabung dalam Asosiasi Rumah Sakit NU (ArsiNU).
"Jadi tadi malam kami rapat, kami minta informasi dari semua pihak. Intinya doa menolak bala corona ini penting, sebagai dari upaya kita untuk membentengi negara ini, umat ini dari ujian-ujian semacam ini. Tapi bahwa prosedur dan protokol yang sesuai situasi juga penting, maka imbauan itu harus diperhatikan," terang Gus Salam.
"Makanya kami bikin tips atau anjuran terkait kehadiran karena harus menyesuaikan dengan kondisi. Imbuan ini juga berlaku seperti jangan mengajak anak-anak, terus bagi yang kurang fit gak usah datanglah," lanjutnya
Gus Salam memprediksi pada puncak harlah nanti, ada sekitar 2.000 jemaah yang datang. Jumlah tersebut merupakan setengah dari target PWNU Jatim yakni 4.000 jemaah.
"Targetnya 4.000 jemaah, cuma karena situasi ini, maka kami kemudian memang lebih selektif. Sepertinya hanya separuh yang datang," pungkasnya.
Pengasuh Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang ini menambahkan bahwa panitia juga menyiapkan tindakan antisipasi dengan menyediakan hand sanitizer di titik keluar dan titik masuk jemaah.
Gus Salam memastikan petugas yang berada di tengah-tengah jemaah wajib menggunakan masker, apalagi mereka akan sering kontak fisik dengan jemaah. Selain itu, sebelum dan seusai acara, akan dilakukan penyemprotan desinfektan ke seluruh bagian dalam dan luar kantor PWNU Jatim.
"Petugas diwajibkan memakai masker. Serta sesering mungkin mencuci tangan dengan hand sanitizer (lebih baik bila masing-masing membawa botol kecil hand sanitizer. Dan membatasi menyentuh wajahnya. Soal ini, nanti MC yang akan berulang kali mengumumkan kepada jemaah juga petugas agar sering mencuci tangannya dengan hand sanitizer," pungkasnya. (iwd/iwd)