Januari tahun ini tercatat 17 warga Kabupaten Mojokerto menderita DBD. Jumlah penderita paling banyak di Kecamatan Jetis, yakni 4 orang. Disusul Dawarblandong 3 orang dan Jetis 2 orang.
Bukannya turun, penderita DBD Februari 2020 justru melonjak menjadi 26 orang. Jumlah penderita tertinggi di Kecamatan Pacet, yakni 5 orang. Disusul Dawarblandong 4 orang, Puri dan Sooko masing-masing 3 orang, serta Jetis, Pungging dan Jatirejo masing-masing 2 penderita.
"Karena faktor curah hujan yang tinggi, kan nyamuk banyak berkembang biak saat musim hujan," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Eka Yuli Setyawan kepada wartawan, Jumat (13/3/2020).
Sementara Maret saja sampai hari ini tercatat 6 warga Kabupaten Mojokerto terjangkit penyakit akibat virus dengue tersebut. Sehingga selama triwulan 2020 sudah ada 49 orang terkena DBD di Bumi Majapahit.
"Tahun ini tidak ada penderita DBD meninggal dunia. Penderitanya paling banyak anak-anak, prosentasenya sekitar 25 persen. Kalau tahun lalu meninggal satu orang," terang Eka.
Tingginya jumlah penderita DBD di Kecamatan Pacet menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. Betapa tidak, menurut Eka, kecamatan di lereng Gunung Welirang itu selama ini tidak menjadi habitat nyamuk aedes aegypti yang menularkan virus dengue.
"Pacet selama ini minim kasus DBD karena dataran tinggi, suhunya dingin, bukan habitatnya nyamuk aedes aegypti. Mungkin penyebarannya lewat tamu yang datang ke hotel atau nyamuknya menumpang di mobil," cetusnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr Sujatmiko menegaskan, jumlah penderita DBD turun drastis jika dibandingkan tahun lalu. Dia menyebut kasus DBD tahun ini berhasil ditekan hingga 60 persen. Karena Januari 2019 jumlah penderita DBD mencapai 89 orang, Februari 59 orang, sedangkan Maret 37 orang.
"DBD turun karena kami menggalakkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Setiap pekan Puskesmas melalukan PSN dibantu kader di desa. Juga kami jalankan program satu rumah satu jumantik untuk memeriksa jentik-jentik," jelasnya.
Untuk mencegah jatuhnya korban jiwa, dr Sujatmiko meminta masyarakat tak ragu membawa keluarganya yang terkena demam untuk berobat ke puskesmas terdekat. Terlebih lagi demam tidak turun selama tiga hari berturut-turut. Sehingga tidak sampai terlambat ditangani jika positif DBD.
"27 Puskesmas kami siap melayani penderita DBD. Kalau selama 2-3 hari belum sembuh, kami rujuk ke rumah sakit terdekat," tandasnya. (fat/fat)