Puluhan Warga Ponorogo Mengungsi Karena Tanah Retak Makin Meluas

Puluhan Warga Ponorogo Mengungsi Karena Tanah Retak Makin Meluas

Charolin Pebrianti - detikNews
Selasa, 10 Mar 2020 13:16 WIB
Tanah Retak di Ponorogo Ancam Puluhan Jiwa
Tim BPBD membuat jalur evakuasi (Foto: Charolin Pebrianti/detikcom)
Ponorogo - Longsor yang terjadi di Dukuh Tugunongko, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Rabu (4/3) lalu, meluas. Sebab, retakan tanah baru mulai bermunculan.

Total saat ini ada 14 KK dengan jumlah 35 jiwa diungsikan. Mereka khawatir terjadi longsor susulan yang bisa membahayakan.

"Ada penambahan retakan baru, di sebelah barat," tutur Kades Tugurejo Siswanto saat dihubungi detikcom, Selasa (10/3/2020).

Siswanto menambahkan warga memilih mengungsi ke rumah saudara masing-masing ketimbang di lokasi pengungsian.

"Mereka memilih ke rumah saudara, kalau ditempatkan di satu titik terus pakai tenda gitu mereka tidak mau. Biasanya pagi balik ke rumah, malam baru ke pengungsian. Daripada seperti itu akhirnya diungsikan ke rumah saudaranya beserta barang berharganya jadi biar nggak balik," terang Siswanto.

Menurutnya, setiap hari selalu ada guguran dari retakan tanah. Kondisi ini semakin diperparah karena adanya sumber air yang cukup besar di sekitar lokasi retakan.

"Setiap hari ada semacam guguran, ada penambahan retakan, itu yang bikin khawatir," ujar Siswanto.

Meski para pengungsi berada di rumah saudara masing-masing, pihaknya terus memantau kesehatan dan kebutuhan para pengungsi.

"Setiap pagi ada pemeriksaan, kalau ada warga yang mengeluh sakit langsung kami antar ke puskesmas pembantu yang jaraknya 1 kilometer, kebutuhan logistik seperti makanan atau pakaian kami perhatikan," kata Siswanto.

Sementara Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono menambahkan pos pantau dioptimalkan. Ada 10 orang yang berjaga, terdiri dari 2 orang BPBD, 8 orang Destana Slahung dan warga.

"Petugas tersebut berjaga 24 jam, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," papar Budi.

Budi menambahkan retakan tanah tersebut bergeser lebar 20 hingga 25 cm dengan kedalaman 5 meter. Khawatirnya jika retakan tanah tersebut terkena air hujan bisa membawa dampak longsor untuk warga yang ada dilereng gunung.

"Saat ini luas tanah yang longsor milik perhutani 0,25 hektar dan luas tanah masyarakat yang longsor 0,20 hektar," pungkas Budi.

(fat/fat)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.