Warga sejumlah wilayah di Surabaya masih harus menghemat penggunaan air. Sebab hingga pagi tadi, air yang mengalir ke rumah mereka masih kecil.
Salah seorang warga Rungkut Lor, Diah (43) mengatakan, pada Jumat (6/3) ada pemberitahuan air akan mati selama dua hari. Namun hingga saat ini, air belum mengalir normal. Air masih mengalir kecil.
"Satu bak kecil aja harus nunggu 20 menit. Airnya yang keluar kecil dan sedikit. Jadi anak sama suami saya tadi harus gantian dan bangun subuh," kata Diah kepada detikcom, Senin (9/3/2020).
Bahkan, untuk mencuci piring dan memasak pun Diah harus menghemat air. Ia berharap air PDAM Surabaya segera mengalir normal seperti sedia kala.
"Semoga PDAM memenuhi janji dan hari ini bisa teraliri banyak airnya. Kasihan anak sama suami saya, kalau air sedikit jadi terburu-buru," ujarnya.
Hal yang sama juga dirasakan Julfaniah (25) warga Rungkut Madya. Bahkan ia sampai mandi di tempat kerja dan pom bensin.
"Katanya cuman dua hari, tapi kok sampai tiga hari masih nggak ada air. Kalau nunggu air yang keluar sedikit, ya lama. Saya di rumah orang 5 dan kerja semua," keluhnya.
Ia juga meminta pihak terkait agar segera menyelesaikan permasalahan tersebut. "Ya harus segera diselesaikan, yang terdampak ini kan warga sekitar yang punya aktivitas di luar. Gini kan jadi repot semua," pungkasnya.
Masalah air tersebut disebabkan pipa PDAM berdiameter 1.000 mm bocor karena terkena tiang pancang pembangunan di Purimas Gunung Anyar. Kamis (5/3), perbaikan pipa sudah dimulai. Namun terkendala cuaca dan kendala lainnya.
Pipa bocor tersebut berdampak pada suplai air untuk pelanggan di di Surabaya Timur. Seperti Gunung Anyar, Purimas, Rungkut hingga Wonorejo.
Humas PDAM menyampaikan, perbaikan selesai hari ini. Itu, artinya, air PDAM akan segera mengalir normal ke rumah-rumah pelanggan.
"Perbaikan pipa di Purimas telah selesai hari ini pukul 11.00 WIB, dalam proses normalisasi aliran," tulis Humas PDAM, Adi Nugroho.