Sidak Kelangkaan Masker di Trenggalek, Harga Naik 10 Kali Lipat

Sidak Kelangkaan Masker di Trenggalek, Harga Naik 10 Kali Lipat

Adhar Muttaqin - detikNews
Kamis, 05 Mar 2020 21:56 WIB
Tim gabungan di Trenggalek menggelar sidak ke sejumlah pedagang masker. Hasilnya, tidak ditemukan penimbunan namun di pasaran terjadi kelangkaan.
Sidak kelangkaan masker di Trenggalek/Foto: Istimewa
Trenggalek -

Tim gabungan di Trenggalek menggelar sidak ke sejumlah pedagang masker. Hasilnya, tidak ditemukan penimbunan namun di pasaran terjadi kelangkaan.

Tim gabungan itu terdiri dari Polres Trenggalek, Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan setempat. Sidak tersebut dilakukan di sejumlah apotek dan gudang pedagang alat kesehatan di Trenggalek.

Di beberapa apotek, tim gabungan mendapati stok masker telah habis. Hal serupa juga terjadi di gudang pedagang, stok masker yang tersedia hanya tinggal masker kualitas tinggi.

"Itu pun jumlahnya terbatas. Kalau untuk antiseptik masih ada," kata Kapolres Trenggalek AKBP Jean Calvijn Simanjuntak, Kamis (5/3/2020).


Pihaknya mengaku, meskipun terjadi kelangkaan, polisi belum menemukan adanya indikasi penimbunan masker maupun cairan antiseptik. Ia mengaku mendapat informasi dari salah satu apotek, sekitar dua pekan lalu masih menjual masker. Namun ada pembelian dalam jumlah banyak.

"Kami masih mendalami itu," ujarnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak panik maupun melakukan aksi borong masker. Kepanikan justru akan berdampak pada kelangkaan yang lebih parah.

"Kami akan menindak tegas apabila ada upaya penimbunan dan memanfaatkan isu Corona ini untuk mengambil keuntungan pribadi," jelasnya.


Sementara Plt Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Trenggalek Saeroni mengatakan, selain langka, harga masker di pasaran juga mengalami kenaikan hingga 10 kali lipat, dibanding sebelum merebak isu Corona.

"Kalau biasanya itu satu boks Rp 20 ribu, saat ini melonjak hingga Rp 200 ribu," kata Saeroni.

Lonjakan harga masker tersebut terjadi dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Namun kenaikan harga terjadi secara bertahap.

Di sisi lain, seorang pedagang masker Heri Sulianto mengaku tidak pernah melakukan penimbunan masker. Pihaknya mengklaim proses penjualan masker dilakukan seperti biasa.


Hanya saja pihaknya mengakui sejak merebaknya Virus Corona di beberapa negara, tingkat penjualan masker mengalami lonjakan signifikan. Bahkan stok yang ada digudang selalu habis.

"Sejak Virus Corona di Wuhan itu, penjualan langsung meningkat, sehari bisa 20 karton. Saya tidak pernah menimbun," kata Heri.

Menurutnya, lonjakan yang terjadi secara perlahan itu dibarengi dengan tingkat kebutuhan masyarakat yang juga mengalami peningkatan. Ia mengaku terakhir kali menjual masker seharga Rp 200 ribu/boks.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.