Pesanan jahe merah serbuknya juga mengalami peningkatan imbas dari merebaknya virus corona. Pembuat jahe merah serbuk ini adalah Hartono warga Desa Kalipang, Kecamatan Kembangbahu.
Hartono mengungkapkan, jahe merah dikenal sebagai salah satu rempah-rempah yang tak hanya dijadikan bumbu masak. Namun juga sebagai media pengobatan beragam penyakit.
Sedangkan jahe merah serbuk dalam bentuk kemasan ini bisa langsung dijadikan minuman hangat. Hanya dengan menambahkan air panas, hangatnya jahe merah bisa dinikmati.
"Jahe merah mengandung zat anti bakteri, anti inflamasi dan zat lainnya. Biasanya jahe merah ini dibuat sebagai wedang jahe yang memiliki sensasi hangat di tubuh," kata Hartono memulai perbincangannya, Kamis (5/3/2020).
Pembuatan jahe merah serbuk ini, menurut Hartono, bisa dibilang sangat sederhana. Pertama, terang Hartono, jahe merah dicuci bersih kemudian dirajang dan diblender. Jahe merah yang sudah diblender ini kemudian direbus dan diberi gula dan garam sambil diaduk selama kurang lebih 1,5 jam.
"Kita aduk terus sampai menjadi jenang dan terus kita gongso (diaduk, red) hingga menjadi serbuk kristal jahe merah dan disaring. Kalau ada yang masih kasar kita blender lagi," papar Hartono.
Dia mengungkapkan, untuk 1,5 kg jahe merah dia bisa membuat jahe merah serbuk sebanyak 80 sachet kemasan yang dijual dengan harga Rp 4 ribu/sachet. Sementara untuk kemasan 150 gram dengan harga hanya Rp 32.500/sachet.
Sebagian dari hasil penjualan jahe merah serbuk ini disisihkan untuk pondok pesantren yang ada di desanya. Jahe merah ini juga sudah merambah beberapa kota di Indonesia seperti Gresik, Surabaya, Kediri dan juga Yogyakarta. Bahkan, jahe merah serbuk kemasannya ini juga sudah merambah pasar luar negeri, yakni Jepang.
"Alhamdulillah, pesanan sekitar Surabaya, Jogya, Gresik, Kediri dan Jepang. Yang ke Jepang ini kebetulan ada mahasiswa Indonesia yang kuliah di sana dan pas musim dingin ternyata cocok. Akhirnya banyak temannya yang asli Jepang ikut pesan," tuturnya.
Seiring merebaknya virus corona, jelas dia, bahan baku pembuatan jahe merah serbuk kini mulai terpengaruh. Jahe merah yang biasanya hanya Rp 45 ribu/kg kini naik menjadi Rp 65 ribu/kg. Permintaan jahe merah serbuk produksi IKM Lamongan ini juga mengalami peningkatan sekitar 25 persen sejak merebaknya virus corona.
"Harga jahe merah mengalami kenaikan menjadi Rp 65 ribu/kg. Itupun barangnya sulit didapat," imbuhnya. (fat/fat)