Raut sedih dan muram terlihat dari wajah para pedagang. Di balik garis polisi yang terpasang, mereka hanya bisa menyaksikan puing-puing bangunan kios dan lapak serta dagangan yang telah hangus menjadi abu dan arang.
Banyak para pedagang yang tak bisa menyelamatkan barang jualan karena api yang begitu cepat membesar dan merambat ke kios pedagang.
Salah satunya adalah Sumiati (46). Pedagang bahan makanan dan sembako ini kini hanya bisa meratap dan berusaha bangkit dari musibah kebakaran yang juga meluluh lantakan kios miliknya.
![]() |
"Kios saya di pojok situ, nggak ada yang terselamatkan. Semoga bisa jualan lagi meski di tempat darurat di sekitar pasar ini," kata Sumiati sambil tangannya menunjuk kiosnya yang terbakar, Rabu (4/3/2020).
Pedagang lainnya, Kamalia (20), mengaku sanagat sangat terpukul dengan kejadian ini. Kamalia mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 2 miliar. Delapan kios miliknya yang berisi baju ludes dilalap si jago merah.
"Saya punya delapan kios dan kerugian Rp 2 miliar. Jualan baju semua," kata Kamalia di lokasi kejadian.
Kamalia berharap Pasar Baru Tuban segera kembali dibangun dan tidak dipindah. Kami berharap Ramadhan sudah bisa jualan lagi," kata Kamalia.
Para pedagang yang kiosnya terbakar juga sudah ada yang mencari tempat alternatif, dengan membuat lapak di sekitar lokasi parkir dan trotoar pasar baru Tuban.
Sementara itu, Bupati Tuban Fatkhul Huda, yang melihat secara langsung kebakaran pasar baru Tuban, menuturkan akan segera berkoordinasi dengan PUPR, PRKP, Paguyupan pasar, terkait rencana pasca kebakaran ini.
"Nanti segera kami koordinasi semua pihak di antaranya dengan PUPR, PKPR, Dinas Koperasidan paguyupan pedagang. Kira kira apa yang dihendaki, kami hanya punya konsep saja, Dibersihkan terus dibuat kios darurat. Kalau dibuat permanen butuh waktu panjang dan ada kesepakatan tidak para pedagang itu," kata Huda. (iwd/iwd)