"Entah memang animo masyarakat yang langsung berbondong-bondong membeli masker atau juga ada permainan ekonomi oleh pihak tertentu yang tujuannya harga masker naik. Apalagi adanya kabar dua orang yang terjangkit virus corona di Depok," kata Fiyah sapaan akrabnya kepada detikcom, Selasa (3/3/2020).
Menurut Fiyah, masyatakat memang harus waspada dan menjaga kesehatan diri sendiri. Tapi, bukan berarti langsung memborong masker sehingga menyebabkan kenaikan harga yang sangat drastis.
"Kalau misalnya stok habis, harga mahal, dan orang yang sakit dan benar-benar membutuhkan akan kesulitan mendapatkan masker itu," ujarnya.
Fiyah merasa fenomena melonjaknya pembelian masker ini karena imbauan pemerintah agar masyarakat menggunakan masker. Sehingga mindset pencegahan utama adalah menggunakan masker.
Fiyah berharap pemerintah bisa memberikan solusi dan ketenangan untuk masyarakat. Salah satunya memperketat pemeriksaan terhadap masuknya turis dari negara yang terjangkit virus corona.
"Kalau misalnya tidak bisa menerapkan pemeriksaan ketat virus corona ya meminimalisir turis yang masuk ke Indonesia," kata Fiyah.
Salah satu apoteker di wilayah Semolowaru, Seisye Yunita (23) mengatakan stok masker sudah habis sejak munculnya virus corona beberapa waktu lalu.
"Kalau hand sanitizer baru kemarin habis, karena pas munculnya kemarin. Hand sanitizer baru nanti sore ada, soalnya masih nyari ke distributor," kata Seisye.
Sedangkan untuk masker, ia belum bisa memastikan kapan akan stok kembali. Karena harga dari distributor dirasa terlalu mahal. Pun sudah ada sekitar 20 orang yang masuk apotek mencari masker tapi nihil.
"Terakhir kami beli Rp 300 ribuan yang awal-awal muncul virus corona. Kalau sekarang kayaknya lebih mahal, nggak tahu berapa, yang awal muncul aja sudah Rp 300 ribu," pungkasnya.
Tonton juga Panic Buying Akibat Virus Corona, Anies: Tak Perlu :
[Gambas:Video 20detik] (iwd/iwd)