"Menurut saya bukan sesuatu hal yang terlalu diurusin sama rektorat. Masih banyak hal lain yang lebih penting diurusin," kata mahasiswa semester 8 ini kepada detikcom di ITS, Jumat (28/2/2020).
Menurutnya, secara pribadi keberadaan kucing di ITS tidak mengganggu. Jika dipresentasikan hanya di bawah 5 persen tingkat mengganggunya.
Bahkan, ia yang mewakili teman-teman sekelompoknya berharap surat edaran itu dicabut oleh pihak kampus. "Kalau bisa dicabut aja," tambahnya.
Sebab, kata Ummu, kucing memiliki manfaat tersendiri di lingkungan kampus bagi mahasiswa. "Contohnya hiburan tersendiri, melatih jiwa sosial dan hewan yang paling mudah diberikam kasih sayang itu kucing," jelasnya.
Tak jauh berbeda dengan Ummu, Hamdan Ihsan mahasiswa Teknik Kimia semester dua mengatakan kebijakan rektorat pada surat edaran itu kurang pas. Karena kucing akan selalu ada di mana-mana.
"Kalau mau ngusir kucing pun tingkat efektivitas itu bakal kurang," kata Hamdan.
Hamdan memahami, jika sebagian orang ada yang merasa terganggu dengan keberadaan kucing. Tapi ada juga yang mengabaikan.
"Tiap orang beda-beda. Aku berharap rektorat ITS lebih ngurusin hal-hal penting dari pada itu. Karena masih bangak hal yang lebih penting," pungkasnya. (fat/fat)