Namun Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan melarang umroh dari luar negara untuk menghindari penyebarang virus corona. Keberangkatan pun ditunda.
"Kami tidak kecewa, legowo saja. Kami ambil hikmahnya dan bersyukur belum berangkat, pokoknya yang terbaik bagi kami," kata Rita kepada detikcom saat ditemui di rumahnya, Desa Ngelom Megare RT/RT 1 Taman, Sepanjang, Sidoarjo.
Dia mengaku bukan hanya 11 jemaah dari Sidoarjo saja yang gagal berangkat, rekannya satu kloter dari Gresik, Lamongan dan Kediri juga harus sabar menunggu jadwal keberangkatan usai pengumuman dari Arab Saudi.
![]() |
"Kami 45 jemaah tidak menuntut refund. Karena pihak travel memastikan kami tetap berangkat walaupun tidak saat ini. Ini bukan kesalahan travel, ini kebijakan dan harus dipatuhi seluruh dunia," tambah ibu dua anak tersebut yang mengikuti paket 13 hari.
Dia mengaku sebagian rekannya sempat panik karena gagal berangkat. Namun setelah dijelaskan lebih detail dari pihak travel, akhirnya semua mengerti dan paham.
"Kemarin beritanya ramai di teve, banyak yang bingung, tapi semua sudah dijelaskan pihak travel. Jadi kami mulai paham," tegasnya.
Hal senada diungkapkan Ny Emi. Ibu dua anak itu mengaku memilih menunggu jadwal ulang keberangkatan, meski seluruh keluarganya sudah mengetahui keberangkatan dan menggelar doa. "Saya manut saja berangkat kapan, yang penting yang terbaik untuk jemaah," tandasnya.
Baik Rita atau Emi berharap pemerintah Arab Saudi segera membuka lagi larangan umroh karena mengantisipasi virus corona. (fat/fat)