"Di sini adalah titik nol jadi semuanya kalau dimulai dari nol itu bagus," kata Kepala DKRTH Kota Jayapura Ketty Kailola di Kampung Ondemohen, Senin (24/2/2020).
Menurut Ketty, partisipasi dari rumah tangga sangat luar biasa. Dapat mengajak warga bergotong royong mengelola sampah 3R (reduce, reuse, dan recycle) barang di rumah yang tak terpakai.
"Sehingga berpengaruh untuk sirkular ekonomi, selain itu harga-harganya juga bagus," ujarnya.
Di Kampung Ondemohen sendiri, ia merasa kagum atas paatisipasi warga sekitar. Karena dapat menyulap selokan untuk menyiram tanaman, terdapat ikan lele dan nila di dalam got.
"Dan ada peranan dari pihak swasta lewat CSR. Di sini terintegrasi perguraan tinggi, manajemen sainstifiknya, serta warganya juga turun," jelasnya.
Motivator Lingkungan dan Penyuluh Lingkungan Hidup DKRTH Surabaya Adi Candra menyampaikan Surabaya memiliki cara berbeda untuk mengolah sampah. Sehingga dapat dilirik oleh masyarakat Indonesian Bagian Timur.
"Karena sampah terbesar itu berasal sampah rumah tangga bukan dari pasar atau heroka (hotel,restoran,dan katering)," ujarnya.
Adi mengatakan, Wali Kota Sirabaya Tri Rismaharini sudah memiliki strategi ini sudah ada sejak Agustus 2018 lalu di DKRTH.
Untuk tugasnya sendiri, DKRTH melatih para kader lingkungan dan fasilitator lingkungan. Tujuannya, agar kader bisa menjadi agent of change dan bisa mengajari masyarakat untuk mengubah main set pengelolaan lingkungan yang benar dari sumber dan masyarakat.
"Sehingga tidak hanya diserahkan ke pemerintah saja yang turun. Karena pengelolaan lingkungan harus ada sinergi," pungkasnya. (iwd/iwd)