Situs Pendem di Kecamatan Junrejo, Kota Batu diyakini sebagai bangunan candi abad 10. Keberadaannya pernah tercatat oleh Belanda tahun 1812.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho menyatakan, temuan terakhir di Situs Pendem semakin menguatkan dugaan sebelumnya. Bahwa struktur bata kuno yang berada di Situs Pendem merupakan sisa bangunan candi.
Menurut dia, satu hal yang cukup menarik yakni keberadaan candi di Situs Pendem tidak terdeteksi dalam catatan masa Hindia-Belanda. Seperti di Rapporten Oudhe-inkudig Commisie op Java en Madoera (ROC) pada awal 1900, dan juga di dalam Oudheidkundg Verslag (OV) pada 1920.
Baca juga: Ada Candi Abad 10 di Situs Pendem Kota Batu |
"Kedua sumber laporan itu hanya memuat keberadaan yoni dan nandi di Pendem. Tapi tidak menyebut adanya candi. Lantas di mana candinya? Itu pasti pertanyaan yang muncul," ungkap Wicaksono saat berbincang dengan detikcom, Senin (17/2/2020).
Ia menambahkan, meski tak tercatat dalam dua dokumen itu, sumber sejarah lain yakni catatan perjalanan seorang warga Belanda bernama JI van Sevenhoven menyebutkannya. Yakni dalam penjelajahan ke wilayah Malang di tahun 1812.
Dia melintasi sebuah kebun kopi di daerah bernama Naya atau kini dikenal sebagai Dinoyo terletak di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. JI van Sevenhoven kemudian melanjutkan perjalanan dan melintasi daerah Alu yang mungkin kini menjadi Ngelo.
"Setelah dari Alu, dia berlanjut ke Kaling yang kini menjadi Sengkaling. Setelah dari Kaling, Sevenhoven kemudian menyeberangi Sungai Brantas dan menjumpai adanya candi. Namun dalam catatan Sevenhoven tidak menyebutkan nama candi tersebut," imbuh Wicaksono.
Berdasarkan sumber sejarah dan bukti arkeologis, bangunan candi di Situs Pendem masih berdiri hingga tahun 1812. Akan tetapi, pada tahun 1900-an, bangunan candi tak ditemukan kembali.
"Dengan demikian, bangunan candi di lokasi sepertinya sengaja di pendam dengan bongkah batu-batu andesit dan tanah di antara tahun 1812-1900. Hingga kemudian muncul nama Dusun Pendem di mana area situs berada," katanya.
"Saat ekskavasi tahap kedua, kami juga menemukan koin bertuliskan Nderland Indie 1825, dan koin bertuliskan Java 1810, serta pecahan mulut botol yang ditemukan di antara tatanan bata saat ekskavasi semakin memperkuat dugaan tersebut. Sepertinya peristiwa itu pun terekam dalam memori masyarakat dan kini menjadi nama desa, yaitu Desa Pendem," pungkasnya.