Jembatan penghubung antardusun di Desa Karangrejo, Arjosari, Pacitan putus. Akibatnya, 48 keluarga di Dusun Trobakal terisolasi.
"Putusnya semalam. Sebelumnya hujan deras dan sungainya banjir," terang Sardi (53), Kepala Desa Karangrejo, saat berbincang dengan detikcom di lokasi, Sabtu (15/2/2020) siang.
Kejadian ini, terang Sardi, merupakan yang kedua kali. Sebelumnya, jembatan semipermanen yang dibangun warga tersebut mengalami hal sama. Saat itu warga bergotong royong membangun kembali secara swadaya.
"Dan ternyata putus lagi," imbuh tokoh yang juga pengajar di salah satu ponpes tertua di Pacitan itu.
Meskipun disebut banjir, menurut Sardi, volume air sungai tak terlalu besar. Parahnya, dampak yang ditimbulkan diduga terjadi lantaran makin tingginya permukaan sungai. Hal ini dipicu sedimentasi yang terus meningkat dalam setahun terakhir.
Tonton juga Penampakan Banjir di Underpass Kemayoran Surut, Sisakan Lumpur :
Mohammad Darussalam (37), tokoh masyarakat Dusun Trobakal, mengakui vitalnya keberadaan jembatan itu selama ini, terutama sebagai penghubung dusun di seberang sungai itu dengan pusat pemerintahan desa.
Saat sungai meluap, lanjut Darussalam, 170-an warga yang tinggal di satu dusun itu tak bisa ke mana-mana. Kalaupun bermaksud bepergian, mereka harus menunggu debit air sungai surut. Di sisi lain, sebagai sekretaris desa, dirinya hanya bisa memantau dari rumah.
"Mau ke mana-mana ndak bisa. Jadi, untuk melakukan pemantauan, kami mengandalkan radio komunikasi (handy talky)," papar dia.
Pantauan detikcom, sejumlah personel pemkab berada di lokasi. Tim terpadu dari BPBD dan Dinas PUPR tersebut melakukan peninjauan. Tim sekaligus melakukan penelitian untuk menentukan langkah selanjutnya. Penanganan kejadian tersebut akan mengacu kondisi kedaruratan.
"Prioritas kita saat ini adalah membuka akses bagi 48 keluarga yang terisolasi itu," terang Didik Alih Wibowo, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, di sela peninjauan.