Kepala Dishub Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat mengatakan, sebelum diresmikan, pihaknya memastikan utilitas kelengkapan jalan di sisi wilayah Surabaya sudah siap. Baik itu rambu marka jalan, Traffic Light (TL) maupun CCTV (Closed Circuit Television).
"Jadi di sisi Surabaya kita semuanya sudah siap, tinggal besok evaluasi ketika ujicoba dan termasuk evaluasi sisi Jalan Ahmad Yani. Jadi, pengaruhnya terhadap Jalan Ahmad Yani seberapa persen," kata Irvan di kantornya, Jumat (14/2/2020).
Saat Jalan MERR IIC sisi timur dibuka, jelas dia, pengaruh terhadap volume kendaraan di Jalan Ahmad Yani berkurang sekitar 7 persen. Irvan yakin, jika Jalan MERR IIC sisi barat dibuka berpengaruh lebih besar pada volume kendaraan di Jalan Ahmad Yani.
"Mungkin yang pembukaan sisi barat akan lebih besar pengaruhnya terhadap Jalan Ahmad Yani arah masuk kota (Surabaya)," ujarnya.
Pembangunan MERR IIC ini untuk memecah kemacetan di Jalan Ahmad Yani yang menjadi arus utama menuju dan keluar Surabaya. Dibukanya MERR IIC sisi barat, diharapkan volume kendaraan yang melintasi Jalan Ahmad Yani beralih ke Jalan MERR.
"Jalan MERR IIC ini memang diproyeksi sebagai salah satu alternatif untuk mendistribusikan lalu lintas sebagian kendaraan yang biasa melintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya," jelasnya.
Namun, Irvan menyebut masih ada perbaikan jalan yang harus dikoordinasikan dengan BPJN (Balai Pelaksanaan Jalan Nasional) yang berada di luar wilayah Surabaya dan kondisi cukup rawan.
"Jadi dari arah MERR (Surabaya) belum diperbolehkan belok kiri ke Jalan H. Anwar Hamzah, Sidoarjo, karena juga cukup curam dan berbahaya," kata dia.
Meski demikian, Irvan akan mengevaluasi menyesuaikan kebutuhan rambu atau marka jalan dan menyesuaikan perilaku pengguna jalan.
"Besok ketika ujicoba tentu akan ada tambahan-tambahan rambu atau marka. Jadi ada evaluasi selama seminggu untuk before-after ujicoba operasional," imbuhnya.
Memiliki panjang total sekitar 10,8 KM, lebar 40 meter dan terbagi tiga segmen. Yaitu, MERR II A mulai Jalan Kenjeran (Kalijudan) sampai perempatan Kampus C Universitas Airlangga (Unair), MERR II B mulai perempatan Kampus C Unair sampai perempatan Jalan Arif Rahman Hakim dan MERR II C mulai perempatan Jalan Arif Rahman Hakim sampai Jembatan atau Tol Tambak Sumur.
Di samping itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati menjelaskan, jika Pemkot Surabaya telah membebaskan 551 persil di 9 kelurahan.
"Kalau pembebasan plus fisiknya itu, kira-kira kita anggarannya sekitar Rp 425 miliar yang sudah dikeluarkan Pemkot Surabaya," kata Erna.
Pemkot Surabaya juga melakukan konsiyasi untuk ganti rugi pembebasan lahan di Gunung Anyar. Pasalnya, wilayah itu cukup padat, yaitu terdapat 284 persil tapi yang dikonsiyasi 24 persil.
"Ada 17 persil yang sudah selesai proses konsinyasi, jadi mereka sudah ambil uangnya di pengadilan. Sedangkan yang 7 persil, masih belum diambil (konsinyasi)," pungkasnya. (fat/fat)