"Memang jalur ke lautan pasir tertutup. Tapi nggak ada dampak bagi warga dan wisata," kata Kades Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Iksan, kepada detikcom, Kamis (13/2/2020).
Iksan mengatakan, mayoritas mata pencaharian warga Desa Wonokitri dan desa-desa di Kecamatan Tosari, bertani dan berkebun. Sementara lokasi longsor di Pakis Bincil, Desa Wonokitri, jauh dari kawasan pertanian dan perkebunan.
"Yang longsor itu kan di bawah. Ke bawah dikit lautan pasir, nggak ada pertanian," tandas Iksan.
Lumpuhnya akses ke lautan pasir, sebut Iksan, juga tak berdampak signifikan pada pariwisata. Saat ini merupakan bulan ke tujuh dalam penanggalan Suku Tengger di mana kawasan lautan pasir harus bebas dari kendaraan bermotor.
"Ini kan bukan ke tujuh penanggalan Suku Tengger, ditetapkan sebagai bulan bebas kendaraan bermotor di lautan pasir. Artinya tidak menggangu. Yang bisa masuk selama pejalan kaki. 10 hari bulan ke tujuh menurut penangkapan Tengger sudah habis dan baru dibuka lagi untuk kendaraan bermotor. Akses ke Penanjakan juga masih aman," terang Iksan.
Sementara hingga pukul 15.00 WIB, pembersihan tanah dan bebatuan longsor masih terus dilakukan. Dua alat berat dikerahkan ke lokasi.
"Material longsor sangat banyak. Tebing yang longsor itu setinggi kurang lebih 20 meter, sementara panjangnya sekitar 15. Seluruh badan jalan 3 meter itu tertutup timbunan tanah. Kami usahakan secepatnya bisa ditangani sehingga akses kembali terbuka," kata Plt Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Tectona Jati.
Simak Juga Video "Longsor di Pondok Pinang Jaksel Diduga karena Akumulasi Curah Hujan"
(fat/fat)