Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr Langit Kresna Janitra mengatakan, sejak Januari sampai hari ini, tercatat 22 orang menderita DBD di wilayahnya. Berdasarkan kelompok usia, para penderita DBD awal tahun ini didominasi anak-anak.
"Dari 22 penderita DBD, 9 penderita berusia anak-anak, terdiri atas 2 anak usia 1-4 tahun dan 7 anak usia 5-9 tahun," kata dr Langit kepada detikcom di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, Jalan RA Basuni, Kecamatan Sooko, Selasa (11/2/2020).
Sedangkan 13 penderita DBD lainnya berusia remaja dan dewasa, dengan perincian 9 penderita usia 15-44 tahun dan 4 penderita usia di atas 45 tahun.
Jika dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, 22 penderita terdiri atas 16 laki-laki dan 6 perempuan. Puluhan penderita tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Mojokerto.
Paling banyak di Kecamatan Jetis dan Dawarblandong masing-masing 4 penderita. Disusul Kecamatan Sooko 3 penderita, serta Bangsal, Dlanggu dan Pacet masing-masing 2 penderita. Sementara itu, di Kecamatan Trowulan, Pungging, Kutorejo, Gondang, dan Jatirejo masing-masing 1 penderita.
Dr Langit menjelaskan, anak-anak paling rentan terserang DBD karena mereka belum memahami perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh sebab itu, para orang tua harus aktif menjaga anak-anak mereka dari gigitan nyamuk Aedes aegypti, yaitu nyamuk yang menularkan virus dengue penyebab DBD.
"Para orang tua harus memberi losion antinyamuk dan memasang kelambu saat tidur untuk melindungi anak-anak dari gigitan nyamuk demam berdarah," terangnya.
Kendati begitu, kata dr Langit, jumlah kasus DBD di Kabupaten Mojokerto tahun ini turun drastis dibanding pada 2019. Sepanjang Januari-Februari tahun lalu, 138 orang terjangkit DBD.
Ratusan penderita DBD itu tersebar di 18 kecamatan atau seluruh kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Masing-masing 15 penderita dari Puri dan Mojoanyar, 14 dari Bangsal, 12 dari Mojosari, 11 dari Jetis, 10 dari Trowulan, serta masing-masing 9 penderita dari Dlanggu, Sooko, dan Pungging.
Penderita DBD lainnya masing-masing 5 orang dari Kecamatan Gedeg dan Kutorejo, masing-masing 4 penderita dari Gondang, Jatirejo, Ngoro dan Pacet, dari Dawarblandong dan Kemlagi masing-masing 3 penderita, serta dari Trawas 2 penderita.
"Jumlah penderita DBD tahun ini turun drastis karena gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan gerakan satu rumah satu jumantik berjalan secara terintegrasi melibatkan semua pihak," tandasnya. (fat/fat)