Akibat kerusakan pada bangunan sekolah tersebut, pihak yayasan sekolah harus menanggung kerugian sebanyak Rp 200 hingga 300 juta.
"Kalau kerugian, kami taksir sekitar Rp 200-300 juta," kata Kepala Sekolah Al-Islah Abdul Mustain kepada detikcom, Selasa (11/2/2020).
Pihak sekolah hingga saat ini juga belum meleporkan dan meminta bantuan kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya.
"Kerugian yang nanggung masih yayasan. Gak tahu nanti minta bantuan (ke Dispendik) atau ke yayasan sendiri yang nanggung," ujarnya.
Di samping itu, salah satu warga Jalan Gunung Anyar No. 9, Prapto Widodo (50) mengalami kerusakan rumah paling parah di antara 16 rumah warga lainnya yang terdampak angin kencang. Mulai depan hingga belakang rumah atap beterbangan, plafon di kamar utama jebol sehingga air hujan masuk ke rumah pada pukul 15.00 WIB.
Beruntungnya, Pemkot Surabaya tanggap dan langsung memberikan bantuan terpal dan uang Rp 3 juta hari ini. Widodo mengatakan dirinya mengalami kerugian sekitar Rp 5 juta akibat dampak angin kencang.
"Wong ambrol semua. Listriknya juga dimatikan semua. Saya tidur di pos dan dua anak saya ngungsi di rumah saudara," ceritanya.
Untuk bisa tinggal kembali di rumah, Widodo membutuhkan waktu satu pekan untuk merenovasi. (iwd/iwd)