Budaya Tanggap Gotong-Royong Tuntaskan Korban Terdampak Angin Kencang Blitar

Budaya Tanggap Gotong-Royong Tuntaskan Korban Terdampak Angin Kencang Blitar

Erliana Riady - detikNews
Minggu, 09 Feb 2020 16:38 WIB
korban angin kencang di blitar
Warga gotong royong membantu rumah warga rusak diterjang angin kencang (Foto: Erliana Riady/detikcom)
Blitar - Budaya tanggap gotong-royong terbukti bisa cepat menuntaskan pekerjaan berat bagi korban terdampak angin kencang di Blitar. Berkat gotong-royong, rumah-rumah yang rusak berat diterjang angin kencang bisa kembali ditempati dalam waktu dua hari.

Dampak angin kencang yang menerjang Blitar Jumat (7/2) siang, pelan tapi pasti terdata di BPBD baik kabupaten maupun kota. Di wilayah kabupaten, sebanyak 6 kecamatan terdampak dengan estimasi ratusan rumah rusak.

Sejak Sabtu (8/2/2020) Pemkab Blitar melalui BPBD memberikan bantuan sembako dan material bangunan secara bertahap. Wilayah pertama yang tersentuh bantuan adalah yang paling parah terdampak. Yakni Kecamatan Wlingi.

Data BPBD Kabupaten Blitar, sebanyak 51 rumah terdampak, namun hanya 11 rumah yang mengalami rusak berat. Dari 11 rumah itu, hingga kini sudah 7 KK yang mendapatkan bantuan. Namun berkat gotong-royong warga, semua kerusakan wilayah Wlingi dinyatakan tuntas.

"Alhamdulillah hari ini Wlingi tuntas. Ini semua berkat tanggap gotong-royong warga sehingga pekerjaan berat bisa cepat diselesaikan," kata Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Achmad Cholik kepada detikcom, Minggu (9/2/2020).

Menurut Cholik, budaya tanggap gotong-royong warga dibantu aparat, sangat meringankan tugas BPBD dalam assessment warga terdampak bencana. Menjadi niscaya sebuah pekerjaan berat dapat diselesaikan dalam waktu singkat, jika tidak ada peran serta warga masyarakat di sekitarnya.

"Tenaga kami terbatas. Wilayah terdampak sangat luas. Mustahil bisa kami tangani dalam waktu singkat tanpa peran serta masyarakat. Kami sangat berterima kasih, sangat mengapresiasi budaya gotong royong warga ini," bebernya.

Selain Kecamatan Wlingi, Cholik menambahkan wilayah Kecamatan Gandusari juga dinyatakan tuntas. Di Desa Gondang, Gandusari, Sukinah (70) tinggal sebatang kara di rumah sederhana ukuran 4 x 5 meter di atas tanah milik orang lain. Rumah itu rata dengan tanah diterjang angin kencang, Jumat (7/2) kemarin. Akhirnya korban dibuatkan rumah oleh masyarakat di dekat punden.

"Sampai hari ini bantuan yang sudah tersalurkan selain Wlingi dan Gandusari, untuk Plosoarang Kecamatan Sanankulon sudah ke 2 KK. Masih kurang 4 KK. Kemudian Talun kurang 5 KK. Secara bertahap akan kami salurkan, sementara saat ini korban sudah ditangani oleh FPRB," tambah Cholik.

FPRB atau Forum Pengurangan Risiko Bencana dibentuk di tingkat desa. Tugasnya utamanya, membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana. Merekalah ujung tombak penanganan bencana sebelum dan sesudah petugas BPBD datang ke lokasi.

"Tapi belum semua desa ada. Makanya, saya sekali lagi, sangat berterima kasih atas gotong royong warga. Bersatu kita teguh, semua masalah akan terasa ringan jika diselesaikan bersama-sama," pungkasnya. (fat/fat)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.