Muhammad dan Yani tinggal di sebuah bilik bambu dekat dapur. Bilik itu berukuran sekitar 1,5 x 2 meter. Mereka tidur di lantai dengan beralaskan plastik terkadang juga tanpa alas. Bahkan karena keduanya lumpuh, lantai dibuatkan saluran agar ketika buang air bisa mudah dalam membersihkan.
Ruangan itu tak memiliki jendela. Sehingga terasa pengap. Selain itu, bau kotoran manusia juga sangat menyengat. Saking pengapnya, Muhammad tidak mau mengenakan baju.
"Muhammad nggak mau pakai baju. Dia merasa tidak nyaman. Mungkin kondisinya sangat pengap. Tapi gimana lagi, hanya itu yang bisa kita berikan. Bahkan lantai tempat tidur itu suami saya yang bikinkan," kata Siti, kakak Muhammad dan Yani kepada detikcom di rumahnya di Dusun Krajan, Desa Karang Paiton, Kecamatan Ledokombo, Jumat (7/2/2020).
Kondisi ekonomi membuat mereka tak bisa berbuat banyak. Keluarga ini hanya bisa pasrah. Apalagi segala bentuk upaya untuk mengobati Muhamad dan Yani sudah dilakukan dan tak membuahkan hasil.
"Yang hanya bisa kami lakukan adalah merawat mereka semampu kita. Kondisinya memang seperti ini," tandas Siti.
Simak Juga Video "Detik-detik Banjir Bandang Luapan Sungai Jompo Jember"
(fat/iwd)