Misteri Tambahan Struktur di Virus Corona

Round-Up

Misteri Tambahan Struktur di Virus Corona

Tim Detikcom - detikNews
Jumat, 07 Feb 2020 09:16 WIB
Potret virus corona baru, 2019-nCoV.
Foto: NMDC
Surabaya -

Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga, Prof Chaerul Anwar Nidom melihat keanehan pada struktur virus Corona Wuhan. Ada unsur tambahan yang belum jelas asal-usulnya. Tambahan struktur ini tidak ada di dalam SARS ataupun MERS.

Nidom, yang aktif dalam diskusi dengan pakar internasional terkait virus RNA mengaku ada usaha penempelan. Dia pun memaparkan keanehan dan analisisnya.

"Virus ini ada keanehan, yaitu virus Corona Wuhan punya tambahan struktur yang ada dalam dirinya yang tidak dipunyai SARS ataupun MERS. Yang membedakan di kalangan pengamat bahwa ini tambahan buatan atau tambahan alam," kata Nidom, saat berkunjung ke kantor Transmedia di Surabaya.

Prof Nidom lantas memaparkan ada dua macam virus Corona, yaitu low pathogenic yang tidak begitu ganas, yang reseptornya ada di saluran atas, dan high pathogenic, yang reseptornya ada di paru yang berakibat fatal.

"Virus high pathogenic berakibat fatal tatkala virus itu masuk ke paru. Low pathogenic bisa sembuh karena di saluran atas, yang dengan batuk akan keluar," paparnya.

"Jadi ada tambahan protesin sekitar 45 nukleotida. Nah, ini agak aneh. Apakah protein ini menempel pada virus yang berbadan kelelawar atau ada satu usaha penempelan, nah itu yang belum diamati. Jadi perlu kehati-hatian dalam menangani virus ini," papar Nidom.

Virus Corona termasuk virus RNA yang punya tingkat kesalahan dalam pembelahan yang lebih tinggi dibandingkan virus DNA. Virus ini berkembang dalam tiga gelombang, virus Corona Wuhan belum diketahui ada di tahap mana.

Simak Video "Pulang dari China, Jurnalis di Tulungagung Lakukan Swakarantina"

[Gambas:Video 20detik]

"Gelombang satu itu biasanya tinggi penyebarannya, kemudian diikuti oleh patogenesis yang tinggi. Kemudian mengalami mutasi agak landai pada wave kedua. Apakah dia pada wave ketiga mengalami percepatan lagi karena ini virus RNA itu akan selalu mengalami perubahan yang disebut mutasi. Jadi saya lihat ada sedikit menarik dari virus Corona ini karena sudah lebih dari satu bulan dia memiliki kestabilan yang sangat kuat, biasanya RNA tidak seperti itu," ujar Nidom menganalisis.

Karena banyak keanehan pada virus Corona, ia menyarankan pakar internasional berkumpul. Karena virus ini tidak bisa diatasi hanya dengan seminar.

"Jadi kalau di internasional itu saya melihat belum ada keterbukaan secara penuh bahwa ini aspek kemanusiaan yang berkaitan dengan kesehatan. Jadi harusnya pakar internasional berkumpul untuk menentukan aspek berikutnya," tandasnya.

Sementara ada tips sederhana untuk menangkal virus mematikan ini. "Jadi sebetulnya untuk menghadapi saat ini (virus Corona) yang sederhana untuk menekan badai sitokin ada yang namanya kurkumin itu terdapat pada jahe, kunyit, temulawak yang buat bumbu masak dan minuman segar itu yang bisa menghambat badai sitokin," sambung Nidom.

Tentang badai sitokin adalah sebuah proses biologis di dalam paru. Hal ini terjadi karena ada infeksi virus Corona yang menempel pada paru.

"Itu yang menyebabkan seseorang jadi fatal karena paru-parunya diserang begitu hebatnya bersama sitokin," katanya.

Nidom pun menyarankan masyarakat tak perlu khawatir. Ia mengusulkan pemerintah melalui holding perusahaan BUMN farmasi bisa mulai mempersiapkan penangkal dalam skala yang lebih besar.

"Bisa dipikirkan vaksin general yang bisa menangkal awal dari satu penyakit, ini bisa diberikan kepada tentara dan masyarakat yang di daerah tidak terjangkau, itu kita percayakan kepada Biofarma yang sudah jadi holding company. Jadi dirancang untuk seluruh komponen intelektual di seluruh Indonesia, rancangan vaksin apa, blocker apa," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.