BPBD menyampaikan bahwa pemkab akan memantau semburan gelembung itu hingga sepekan ke depan. Menurut hasil penelitian di lapangan, semburan terjadi karena adanya perubahan cuaca serta hujan. Sehingga minyak mentah atau yang biasa disebut lenthung itu keluar.
"Ini telah dibuktikan bersama, akibat hujan, kandungan minyak di bekas sumur tua keluar. Bagi warga tidak membahayakan karena yang keluar bukan bau gas belerang," kata Kepala BPBD Bojonegoro Umar Ghoni, Kamis (6/2/2020).
Ia menambahkan, dimensi genangan fluida yang keluar berbentuk persegi dengan panjang sisi sekitar 2 meter dan ketinggian 5-10 cm. Di kawasan yang memiliki potensi migas, kejadian tersebut merupakan fenomena alam yang normal terjadi. Sebab, fluida yang berupa air, minyak dan gas memiliki sifat menekan ke permukaan melalui celah tanah.
"Kondisi saat ini volume fluida dan kandungan fluida relatif aman dan diperkirakan volume fluida akan berkurang seiring berkurangnya curah hujan," tambahnya.
Bekas sumur tersebut berada di Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, Bojonegoro. Menurut warga sekitar, bekas sumur tersebut mengeluarkan gelembung sejak tiga hari lalu.
Simak Video "Kreasi Robot dari Daur Ulang Sampah di Bojonegoro"
(sun/bdh)