Saat Pembunuh dan Pembakar Rosidah Ngaku Menyesal Sambil Senyum

Saat Pembunuh dan Pembakar Rosidah Ngaku Menyesal Sambil Senyum

Ardian Fanani - detikNews
Rabu, 05 Feb 2020 17:44 WIB
Ali Heri Sanjaya (27), pelaku pembunuhan dan pembakar Rosidah (17) sudah menjalani rekonstruksi. Usai rekonstruksi, ia bercerita mengenai aksi bullying yang dilakukan Rosidah.
Ali Heri Sanjaya, pelaku pembunuhan dan pembakaran Rosidah (Ardian Fanani/detikcom)
Banyuwangi -

Ali Heri Sanjaya (27), pelaku pembunuhan dan pembakaran Rosidah (17), sudah menjalani rekonstruksi. Seusai rekonstruksi, ia bercerita mengenai bullying yang dilakukan Rosidah.

Warga Lingkungan Papring, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, itu baru saja melakukan rekonstruksi di Mapolresta Banyuwangi. Tak ada wajah murung setelah melakukan pembunuhan dan pembakaran itu. Dengan senyum, Ali Heri Sanjaya mengaku menyesal telah melakukan aksi keji itu.

Saat wawancara khusus dengan Ali, detikcom sempat menanyakan soal perasaan dia setelah melakukan aksi keji itu. Dengan tersenyum, Ali mengaku menyesal.


"Ya menyesal (telah melakukan pembunuhan dan pembakaran jasad Rosidah). Tapi bagaimana lagi, ya sudah mati. Kalau waktu bisa diputar kembali, ya saya mau minta maaf dan ndak akan membunuh dia," ujarnya kepada detikcom, Rabu (5/2/2020).

Ali mengaku tak terlalu mengenal Rosidah. Ia diselimuti dendam terhadap Rosidah, yang selalu mengolok-olok dirinya dengan kata-kata gendut, Boboho, dan sumo. Ternyata Ali bukan pegawai di warung tempat Rosidah bekerja. Ali hanya ikut calon istrinya yang bekerja di sana.

"Saat saya mau minta minum ke warung selalu dikatain awas ada Boboho, gendut, dan sumo. Saya diam saja dan akhirnya tidak jadi ambil minum. Itu saya pendam sampai 12 hari lamanya," imbuhnya.

Tonton juga video Tim Advokasi Ajukan Periksa Gigi Terdakwa Pembunuhan di Nduga:


Dia mengaku tak pernah menegur Rosidah secara langsung terkait aksi bullying yang dilakukan. Ia takut calon istrinya marah ketika dirinya dekat dengan wanita lain. Hingga akhirnya dirinya merencanakan pembunuhan Rosidah. Selain itu, tuntutan ekonomi, yakni menebus motor yang digadaikan, menjadi beban dirinya.

"Ndak pernah menegur hal itu ke Rosidah. Karena takut cemburu calon istri saya di warung juga. Di warung ndak ada yang mengolok seperti itu. Hanya Rosidah," jelasnya.

Hingga akhirnya terjadilah pembunuhan tersebut. Ali meminta Rosidah mengantarkan pulang ke rumahnya. Namun di tengah jalan, Ali mengajak Rosidah ke TKP pembunuhan tersebut. Hingga akhirnya terjadilah aksi keji itu. Ali memukul leher Rosidah dan kemudian mencekiknya hingga tewas.


Ali mengaku sebenarnya tak punya rencana membakar korban. Namun, saat melihat lanjaran (batang bambu untuk pagar dan menjalarnya tanaman semangka dan melon), Ali memiliki ide menghilangkan barang bukti dengan membakar jasad Rosidah.

"Alasan membakar, ada lanjaran. Jadi ide itu muncul tiba-tiba untuk membakar, untuk menghilangkan barang bukti. Pada saat itu memang ada rasa kasihan. Tapi karena sakit hati itu, saya jadi nekat. Ada juga perasaan lega tidak ada lagi yang mengolok-olok saya gendut, Boboho, dan sumo lagi," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.