"Menurut Undang - undang itu, tanggap darurat maksimal 14 hari. Tapi kalau bisa tertangani misal 5 atau 6 hari maka tanggap daruratnya ya selesai. Tergantung kondisi di lapangan," kata Khofifah, Minggu (2/2/2020).
Dalam tanggap darurat ini, penanganan ditujukan kepada korban bencana dan perbaikan infrastruktur yang rusak. Salah satunya perbaikan jalan yang longsor akibat tergerus arus sungai.
"Saya tadi melihat bronjong cepat sekali dipasang. Ini agar akses jalan bisa dilewati kembali," kata Khofifah.
Kecepatan dalam menangani akses jalan ini, menurut Khofifah sangat berpengaruh kepada psikososial masyarakat. Sehingga bisa menumbuhkan rasa aman.
"Ketika kemarin melihat banjir bandang seperti itu, dan sekarang akses jalan bisa dilewati, ini akan memberikan pengaruh psikologi di masyarakat," katanya.
Selain itu, kata Khofifah, pemerintah akan bersinergi untuk melakukan pendataan terhadap rumah dan fasilitas umum yang mengalami kerusakan. Diharapkan setelah tanggap darurat selesai, maka akan dilakukan tahap recovery atau pemulihan.
"Syukur-syukur kalau bisa dilakukan bersamaan. Jadi tanggap darurat jalan, demikian juga proses recovery-nya," kata Khofifah.
Selain meninjau pemasangan bronjong dalam rangka membuka akses jalan, Khofifah juga mendatangi ratusan pengungsi yang ada di lapangan Dusun Gendir. Kepada para pengungsi, Khofifah memberikan kekuatan moral.
Sementara Bupati Jember dr Faida mengatakan, korban terdampak banjir bandang, sebanyak 137 Kepala Keluarga (KK). Dengan jumlah pengungsi mencapai 450 orang.
Mengenai perbaikan jalan yang terkikis, Faida menargetkan selesai dalam waktu 5 hari. Sehingga jalan tersebut bisa dilalui secara normal.
"Dengan sinergi semua pihak, termasuk TNI dan Polri, insyaallah lima hari selesai," tandasnya. (iwd/iwd)