Keterangan keluarga menyebut korban diduga depresi karena tidak naik kelas dua kali. Korban yang berusia 15 tahun itu ditemukan Kamis (30/01/2020) malam di samping rumahnya. Menurut keterangan keluarganya, sebelumnya sekitar pukul 19.30 WIB korban pulang dari kebun jagung milik orang tuanya.
Dia kemudian meminta ibunya dibuatkan kopi. Namun ketika sang ibu beranjak ke dapur, dia mendengar suara gaduh dari samping rumahnya. Saat didekati, si ibu kaget melihat anaknya dalam kondisi tergelepar dengan mulut berbusa.
"Ibunya teriak meminta tolong tetangga. Melihat kondisi korban seperti itu, di antara mereka ada yang sempat memberikan cairan degan (kelapa muda)," tutur Kasubag Humas Polres Blitar AKP Misdi dikonfirmasi detikcom, Jumat (31/01/2020).
Sambil terus diberi minum air degan, lanjutnya, tetangganya yang lain berusaha mencarikan kendaraan untuk mengevakuasi korban ke Klinik Nirmala Panggungrejo.
"Sekitar pukul 21.00 WIB, tim medis menyatakan korban telah meninggal dunia," imbuhnya.
Namun keluarganya tidak menghendaki jasad korban diautopsi. Mereka lalu membuat surat pernyataan bermaterei yang disaksikan oleh pamong desa setempat.
Dari keterangan dua saksi, mereka menduga korban sengaja meminum obat pembasmi ulat jagung saat menyemprotkannya di lahan.
"Korban sering mengeluh kacau karena tidak naik kelas dua kali. Korban ini masih SD, padahal usianya sudah memasuki 15 tahun," pungkas Misdi.
Siswi SMP Tewas di Gorong-gorong Sekolah, Polisi Gelar Olah TKP:
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental. (iwd/iwd)