Menurut keterangan saksi mata, banjir bandang yang terjadi sore tadi airnya berwarna hitam legam. Juga disertai material kayu-kayu, potongan pohon, dan lumpur.
"Airnya warnanya menghitam. Kali ini gak seperti biasanya. Saya agak merinding liat airnya, keruh dan hitam," kata Dedi, seorang saksi mata, kepada detik.com, Rabu (29/1/2020).
Dedi menuturkan banjir bandang yang datang tiba-tiba tersebut memang tak terlalu lama. Hanya sekitar 3 jam, lalu mulai surut. Tapi kepekatan airnya cukup jelas terlihat, bercampur lumpur dan material lainnya.
Kepala BPBD Bondowoso Kukuh Triatmoko mengungkapkan banjir bandang kali ini penyebab utamanya adalah kebakaran hutan yang terjadi beberapa saat lalu.
"Selain pegunungan Ijen, kawasan sekitar Gunung Raung dan Suket kan juga terbakar. Meski, tak sampai sebesar Ijen," jelasnya.
Jadi, imbuh Kukuh, masuk akal jika disebut bahwa air yang menerjang berwarna coklat kehitaman. Karena arang bekas kebakaran ketika terbawa air bisa berdampak air berwarna agak hitam pekat.
"Kejadian banjir bandang di sempol ini terjadi beberapa kali. Kali ini airnya memang berwarna lebih pekat," tandas Kukuh.
Banjir bandang menerjang Desa Sempol, Kecamatan Ijen. Air bercampur lumpur tersebut diduga berasal dari lereng gunung Raung.
Kejadian yang melanda kecamatan yang berbatasan dengan Banyuwangi tersebut terjadi selama beberapa jam. Yakni sekitar pukul 14.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Banjir tak hanya menggenangi jalan raya, tetapi juga masuk hingga ke rumah warga. (iwd/iwd)