"Nah kita nggak mau seperti itu. Itu jelas kalimat saya tapi apa yang di berita yang tertulis beritanya Mahfud Md: Indonesia menolak bantuan Amerika," kata Mahfud Md saat memberikan sambutan pada acara Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia di Hotel Samator, Surabaya, Rabu (29/1/2020).
"Jadi itu nanti dalam urusan diplomatik akan menjadi sensitif. Sehingga terjadi pembicaraan-pembicaraan Kemenlu dan Kedubes. Apa betul pak Menko bicara seperti itu? Ndak saya bilang," imbuhnya.
Mahfud menjelaskan penolakan bantuan Amerika karena posisi Indonesia tidak dalam berperang. Sebab menurutnya jika nantinya antara Amerika dan China berperang maka Indonesia akan menjadi landasan dari Negeri Paman Sam.
"Kita tidak perlu dibantu oleh Amerika. Karena kalau kita dibantu oleh Amerika berarti kita sedang berperang namun yang berperang nanti Amerika dan China dan baru kita jadi landasan perang seperti Syuriah," jelas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Menko Polhukam Mahfud Md mendapat tawaran Amerika Serikat (AS) untuk bekerja sama terkait konflik di perairan Natuna. Mahfud menolak tawaran tersebut.
Mahfud mengatakan tawaran itu disampaikan Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr saat berpamitan di kantor Kemenko Polhukam pada Jumat (24/1) itu.
"Dia bertanya soal Laut China Selatan, apa yang bisa dikerjasamakan. Saya bilang tidak perlu kerja sama dengan AS," tutur Mahfud dalam diskusi panel 'Harapan Baru Dunia Islam: Meneguhkan Hubungan Indonesia-Malaysia' di gedung PBNU, Jakarta, seperti dilansir Antara, Sabtu (25/1/2020).
Jika menerima tawaran kerja sama AS di perairan Natuna, kata Mahfud, berarti Indonesia akan turut berperang dengan China dan terjebak dalam perang proxy antara AS dan China. (fat/iwd)