Sejumlah petani jagung dan padi di Ponorogo mengeluhkan maraknya serangan hama tikus. Mereka khawatir gagal panen akibat serangan hewan pengerat itu.
Menanggapi hal itu, Dinas Pertanian Ponorogo mengingatkan petani soal burung hantu. Burung tersebut bisa dimanfaatkan petani sebagai predator alami untuk hewan bernama latin Rattus argentiventer itu.
Burung hantu dinilai paling efektif memangsa tikus karena termasuk hewan nokturnal. Sama seperti tikus yang biasanya aktif menyerang tanaman saat malam hari.
"Sekarang petani sudah mulai membuat pagupon atau sangkar burung hantu. Supaya hewan itu mau tinggal di lokasi sawahnya," tutur Koordinator Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, Suwarni kepada detikcom, Jumat (24/1/2020).
Simak Video "Pondok Gontor di Ponorogo Terbakar!"
Menurutnya, Dinas Pertanian sudah menyebar 80 pagupon di beberapa lokasi di Ponorogo. Seperti di Desa Lembah Kecamatan Babadan dan Desa Klumpang Kecamatan Mlarak.
"Kalau burung hantu kan efektif, tiap malam bisa jaga lahan," imbuh Suwarni.
Suwarni menambahkan, penanganan hama tikus harus serentak. Selain dengan burung hantu, juga bisa dengan umpan beracun. Tujuannya untuk mematikan tikus saat merusak tanaman.
"Kalau sudah tidak musim tanam, lubang tikus harus diasapi belerang biar mati juga anakannya," pungkasnya.