"Memang selain 59 rumah pompa, 250 petugas penjaga rumah pompa juga harus bersiaga saat hujan deras. Ini mengantisipasi banjir yang melanda Kota Surabaya," kata Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati kepada wartawan saat di ruang kerjanya, Kamis (16/1/2020).
Petugas-petugas itu, jelas dia, bekerja dibagi 3 shift. Yakni, pagi, siang dan malam.
Baca juga: Ini Jurus Pemkot Surabaya Atasi Banjir |
Sementara Pemkot Surabaya juga membentuk Satgas Pematusan. Mereka terdiri dari 1.300 satgas. Satgas-satgas ini standby di rumah-rumah pompa, namun saat musim panas bertugas membersihkan gorong-gorong di pemukiman dan melakukan normalisasi.
"Satgas-satgas ini memiliki tugas tiap musim. Jika musim hujan, mereka standby di rumah-rumah pompa, namun saat musim panas satgas ini bertugas membersihkan gorong-gorong di pemukiman yang tidak bisa dijangkau oleh alat berat," tegas Erna.
Tak hanya petugas penjaga rumah pompa dan satgas pematusan, Wali Kota Risma juga menyediakan 72 alat berat yang standby di sungai-sungai.
"Kita punya alat berat 72 unit, itu tidak pernah berhenti mengeruk saluran ke tengah kota hingga ke laut. Selama dua tahun ini ya itu dijalani dan harus dikeruk," ujar Erna.
Jika muncul endapan di sungai kembali tinggi, jelas Erna, maka pemkot kembali mengulang melakukan proses normalisasi.
"Karena prinsipnya sama, air harus dikasih tempat supaya tidak naik ke permukiman," tegasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini