"Dulu pernah belum setahun, ada orang yang beli motor dengan uang di bawah nominal Rp 10 ribu. Uangnya seribuan, dua ribuan, dan lima ribuan," ujar Iin Barikoh, Sales Counter Yamaha SIP Siaga, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, kepada detikcom, Selasa (14/1/2020).
Meski membeli dengan uang receh, kata Iin, petugas dan karyawan SIP Genteng tetap melayani dengan maksimal. Padahal melayani konsumen yang membayar dengan uang receh terbilang merepotkan. Sebab, proses penghitungannya membutuhkan waktu yang jauh lebih lama.
"Diakui capek. Tapi bagaimana lagi. Ini bentuk pelayanan meski harus menunggu lama," imbuhnya.
Iin menambahkan, pembelian dengan uang receh juga berimbas terhadap setoran ke bank. Biasanya bank enggan menerima uang receh dengan nominal besar.
Pihaknya harus menukarkan uang receh atau koin terlebih dahulu ke toko dan supermarket terdekat. Warga bernama Dasar Wahyudi menjadi konsumen terakhir yang membeli motor di dealer tersebut menggunakan uang koin.
Ia bersyukur video proses penghitungan uang yang dilakukan karyawan dealer viral di media sosial, sehingga tidak sulit menukarkan kepingan koin tersebut.
"Bank tidak mau menerima uang koin banyak. Jadinya kita tukarkan dulu ke toko dan supermarket. Untungnya video itu viral. Dan banyak yang menukar ke kami. Sehari besoknya langsung tuntas dan bisa kita setor ke bank," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, Wahyudi membeli motor Yamaha NMax dengan uang koin pecahan seribu rupiah. Petugas dealer butuh waktu 7,5 jam untuk menghitung uang koin tersebut. Sebab, Wahyudi membawa uang koin sebanyak 24.650 keping atau Rp 24.650.000.
Halaman 2 dari 2