Bentuk batu itupun berbentuk silinder atau membulat dengan tonjolan di puncaknya, menyerupai salah satu alat musik gamelan, kenong.
Batu itu kini hanya dibiarkan di pekarangan rumah karena penemu batu itu bingung harus melaporkan penemuannya kemana. Informasi penemuan batu bersejarah itu hanya diposting di media sosial, dengan harapan ada yang bisa menginformasikannya secara benar.
"Kemarin itu pak tukang lagi menggali tanah untuk dibuat septic tank. Kira-kira dapat setengah meteran menggali, linggis yang digunakan untuk menggali tanah membentuk benda keras. Sempat kami kira batu besar biasa," kata cucu pemilik rumah, Fiki, Senin (13/1/2020).
Saat digali lebih dalam, lanjut Fiki, ternyata benda tersebut merupakan batu kenong. Akhirnya proses pembuatan saptic tank dihentikan dulu, dan berupaya mengangkat batu itu ke permukaan tanah.
"Saat ditemukan Minggu kemarin itu kita bingung mau lapor kemana. Hari ini kita kemudian upload di medsos, agar ada informasi," ungkapnya.
Menurut Fiki, penemuan batu yang menyerupai bentuk gamelan ini ada kaitannya dengan cerita rakyat tentang Panji Laras.
"Dia itu (Panji Laras), dipercaya orang sebagai leluhur yang tinggal di Arjasa pada masa kerajaan dan sempat membangun padepokan di wilayah sini," katanya.
Bahkan dari penuturan Fiki, puing puing yang diduga padepokan dari Panji Laras masih tersisa hingga sekarang. Dari situlah, kemudian dirinya menilai ada kemiripan antara batu yang ia temukan dengan batu pada puing padepokan.
"Penemuan batu ini juga tidak hanya sekali ini mas, beberapa kali warga lainnya juga punya pengalaman sama, tapi diletakkan begitu saja karena bingung mau lapor kemana," tukasnya. (fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini