Puluhan emak-emak dan anak-anak terlihat sibuk mengupas daun-daun jati yang telah jatuh dan mengering. Konon daun jati yang mengering itu banyak sarang kepompong atau biasa disebut enthung.
Enthung sendiri berbentuk bulat lonjong berwarna kecoklatan. Sebenarnya, binatang ini merupakan ulat yang akan menjadi kupu-kupu dan datang datang pada malam hari.
Bahkan aktivitas ini dilakukan anak-anak saat libur panjang. Pada musim liburan, mereka juga turut ikut serta ke pinggir hutan mencari binatang yang bisa dimakan ini. Seperti yang diungkapkan Andrian (10). Dia biasanya mengikuti ibu atau kakaknya mencari enthung.
"Lagi liburan sekolah makanya ikut cari enthung. Kadang dibawa pulang untuk dimasak ama ibu, kadang kita jual juga," kata Andrian kepada detikcom di kawasan hutan jati Kecamatan Dander, dan Temayang, Bojonegoro, Kamis (2/1/2020).
Dengan membawa ember atau tas plastik, warga secara bergerombol terlihat asyik mengupas kepompong di daun jati sambil duduk. Saat detikcom mendekati, mereka mengaku selalu cari enthung saat musim hujan tiba.
![]() |
"Ini cari enthung, soalnya musim hujan tiba. Seneng saja, kalau dimasak gurih, kalau dapat banyak bisa dijual juga. Lumayan bisa dapat duit dikit dikit," ucap Sutiyani (45), salah satu warga Dander, kepada detikcom.
Menurut Sutiyani, mencari enthung atau kepompong daun jati sudah dilakoni bertahun-tahun saat musim hujan tiba. Enthung yang dikumpulkan sering dijual karena harganya juga relatif mahal. Untuk 1 kg bisa mencapai Rp 50 hingga Rp 60 ribu.
"Enthung ini bisa kita jual 60 ribu kalau 1 kg. Kalau satu cangkir atau kobokan, biasanya kita hargai Rp 10 sampai 15 ribu," ucap Sutiyani.
Meski telah banyak yang ikut mencari enthung, bagi Sutiyani dan warga lainnya, kegiatan ini sangat menyenangkan karena dilakukan hanya beberapa waktu saja. Sebab, hanya
"Ini enak dimasak tumis dicampur irisan bawang lombok tomat," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini