.webp)
"Dari pertengahan November hingga Desember ini total ada 11 orang," kata salah satu warga Syamsuri, Jumat (27/12/2019).
Syamsuri menambahkan anak dan istrinya merupakan korban keenam dan ketujuh yang tumbang akibat DBD. Keduanya sempat menjalani perawatan di Klinik Pangestu, Desa Polorejo, Kecamatan Babadan.
"Pas masuk (klinik) trombositnya dibawah 100 ribu, itu kan sudah positif DB kata dokter di klinik," imbuh Syamsuri.
Nasib istri dan anaknya beruntung, setelah dirawat di klinik selama 4 hari kondisinya membaik. Sedangkan tiga orang tetangganya sempat dibawa ke RS Aisyiyah.
Akibat banyaknya pasien DBD, warga setempat sudah melakukan kerja bakti dan pembersihan lingkungan. Mereka pun berharap ada fogging dari Pemkab Ponorogo.
"Saya harap ada fogging, kami sudah bilang ke desa. Tapi belum ada tindakan dari Dinkes," ujar Syamsuri.
Sementara Humas RS Aisyiyah Prima Iswahyudi membenarkan bahwa ada 3 warga asal Dusun Jambeyan, Desa Cekok, Kabupaten Ponorogo yang dirawat karena DBD.
"Sudah diperbolehkan pulang oleh dokter," pungkas Prima.
Tonton juga video Gak Ada Obatnya, Gimana Cara Sembuhkan DBD?:
(fat/fat)
