2 Sopir Bus di Situbondo Dilarang Narik Karena Hipertensi dan Diabetes

2 Sopir Bus di Situbondo Dilarang Narik Karena Hipertensi dan Diabetes

Ghazali Dasuqi - detikNews
Kamis, 26 Des 2019 17:00 WIB
Setiap sopir di Terminal Situbondo dilakukan cek kesehatan (Foto: Ghazali Dasuqi)
Situbondo - Petugas gabungan dari Polres dan Dinas Perhubungan Situbondo melarang dua orang sopir bus mengemudikan kendaraannya. Larangan itu setelah mengetahui kondisi kesehatan kedua sopir bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) itu dinilai cukup mengkhawatirkan.

Selain ada yang hipertensi, satu sopir lainnya juga menderita kadar gula tinggi. Kondisi kesehatan kedua sopir itu diketahui, setelah menjalani pemeriksaan kesehatan di Posko Terminal Situbondo.

Cek kesehatan awak bus ini sengaja dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan selama libur natal dan tahun baru (Nataru). Pemeriksaan kesehatan ini melibatkan tenaga medis dari Urkes Polres dan Dinas Kesehatan Situbondo.

"Dari tadi sudah ada 17 sopir bus yang menjalani pemeriksaan kesehatan. Hasilnya, ada dua yang kami minta untuk istirahat, karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan melakukan aktivitas mengemudi. Dua sopir itu menderita hipertensi dan kadar gula tinggi," kata Kapolres Situbondo AKBP Awan Hariono kepada wartawan, Kamis (26/12/2019).


Keterangan yang diperoleh detikcom menyebutkan, dua sopir bus asal Probolinggo itu dilarang mengemudi, karena kondisi kesehatannya dinilai tidak layak. Saat menjalani pemeriksaan, diketahui tensi darah salah satu sopir itu mencapai 235/140. Sementara satu sopir lainnya saat dicek gula darahnya diketahui mencapai angka 400.

"Tensi darah saya memang biasa tinggi. Makanya, sekalipun sampai segitu (235/140) saya tidak merasakan apa-apa, tidak pusing sama sekali. Saya biasa nyopir satu rit, jurusan Surabaya-Banyuwangi. Setelah itu istirahat, besoknya baru kerja lagi," kata Bunawi (54), sopir bus asal Probolinggo.

Namun apapun alasannya, petugas tetap tidak mau ambil risiko. Dua sopir bus itu tetap diminta istirahat untuk mengembalikan kondisi kesehatannya. Selain itu, keduanya juga diminta untuk mengonsumsi obat yang diberikan secara gratis oleh tim medis di Posko Kesehatan Terminal Situbondo. Untuk bus yang dikemudikan, jika tak memiliki sopir cadangan maka penumpang yang ada diminta untuk diturunkan.

"Kami tidak mau ambil risiko. Keselamatan penumpang harus diutamakan. Apalagi kalau gula darah tinggi ini biasanya efeknya bisa mudah capek, penglihatan tidak bagus, dan lainnya. Makanya, kami minta dua sopir itu istirahat," papar Awan.


Selain pemeriksaan kondisi kesehatan sopir, petugas gabungan juga melakukan pemeriksaan kondisi bus di terminal Situbondo. Hasilnya, tidak ditemukan kondisi bus yang dianggap tak laik jalan. Namun demikian, Awan tetap meminta agar perusahaan dan kru armada angkutan umum selalu memperhatikan peraturan dan ketentuan yang ada.

"Apalagi sekarang liburan natal dan tahun baru, volume kendaraan di jalan tentu meningkat. Untuk itu para sopir bus hendaknya lebih berhati-hati, karena membawa orang banyak," imbau mantan Kasat Sabhara Polrestabes Surabaya itu. (fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.