Shibori sendiri merupakan salah satu teknik pewarnaan kain yang berasal dari Jepang dengan cara diikat atau dilipat dan dicelupkan ke cairan pewarna. Teknik pewarnaan kain inilah yang kini banyak dikembangkan oleh puluhan perajin di Trenggalek.
Dengan kompak 7.574 ibu guru dari berbagai sekolah PAUD, TK hingga SMP tersebut melakukan gerak koreografi dengan iringan lagu khas Trenggalek di alun-alun setempat.
Senior Manajer Muri, Ariani Siregar, mengatakan dari hasil verifikasi yang dilakukan di lapangan, jumlah peserta tari shibori mencapai 7.574 orang. Jumlah tersebut melebihi target awal yakni 7.000 peserta.
"Di sini kami mencatatkan rekor Muri, menari dengan mengenakan kain shibori dengan peserta terbanyak. Rekor ini kami catat di rekor Muri pada urutan 9.379," kata Ari, Sabtu (21/12/2019).
Menurutnya pencatatan rekor Muri di Trenggalek merupakan yang keenam kalinya. Beberapa rekor yang pernah dicatat Muri antara kain Wakil Bupati termuda, tari rampak barong hingga sajian nasi gegok terbanyak.
![]() |
Sementara itu, Ketua Dekranasda Trenggalek,Novita Hardini, mengatakan pemecahan rekor ini merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap geliat UMKM kain shibori yang mulai menggeliat.
"Ini momennya juga sekaligus memperingati hari ibu, makanya pesertanya juga ibu-ibu," ujar Novita.
Dengan pemecahan rekor ini diharapkan kerajinan kain shibori semakin dikenal luas oleh masyarakat. Sehingga geliat pada perajin semakin berkembang pesat.
Istri Bupati Trenggalek ini menjelaskan, kain shibori kini banyak dikembangkan oleh puluhan ibu-ibu di wilayahnya. Perkembangan shibori dinikai cukup pesat dan banyak digemari oleh masyarakat lokal hingga luar kota.
"Makanya dengan tari shibori ini, dapat memacu semangat UMKM shibori. Seperti kita tahu yang namanya usaha pasti ada tantangannya, up and down-nya itu perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak," imbuhnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini