Perusahaan itu bernama PT Zenmej Allmart Precisindo yang berada di Kecamatan Balongbendo. Menristek tiba di perusahaan yang memproduksi alkes inplan tulang tersebut sekitar pukul 14.15 WIB. Ia didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.
Menurut Bambang, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, impor alat kesehatan mencapai 92,4 persen pada 2017. Kemudian nilai belanja alkes pada 2016, 2017 dan 2018 menunjukkan tren yang meningkat. Masing-masing Rp 16 triliun, Rp 20,7 triliun dan Rp 24,3 triliun.
"Saat ini data dari Kementerian Kesehatan ada impor alkes mencapai 92,4 persen. Untuk mengurangi impor tersebut harus ada pengembangan produk alkes dari dalam negeri," kata Bambang kepada wartawan di lokasi, Jumat (20/12/2019).
Bambang menambahkan, inovasi produk implan tulang yang dibuat BPPT berbahan stainless steel atau titanium, ternyata mampu menjalankan fungsi pengganti implan tulang klinis dari impor. Saat ini inovasi itu bisa dibuat di Balongbendo, Sidoarjo.
"Namun tantangannya bagaimana cara mengomersilkan dalam skala yang lebih besar. Kami mendorong terus agar produk alkes ini lebih dikenal di kalangan dari rumah sakit dan dokter radiologi," tambah Bambang.
Bambang menjelaskan, inovasi implan yang dikembangkan sudah sangat bagus. Produk implan tulang ini sudah dalam tahap komersial. Pihaknya akan bekerjasama dengan dokter-dokter untuk menggunakan implan dalam negeri.
"Kami akan terus berkomunikasi dengan pihak dokter atau rumah sakit. Agar menggunakan implan produk dalam negeri," pungkas Bambang.
Halaman 2 dari 2











































