Pemkot Surabaya Ajak Warga Antisipasi Dampak Anomali Cuaca

Pemkot Surabaya Ajak Warga Antisipasi Dampak Anomali Cuaca

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Selasa, 17 Des 2019 14:09 WIB
Pemkot Surabaya Ajak Warga Antisipasi Dampak Anomali Cuaca
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto (Deny Prastyo Utomo/detikcom)
Surabaya - Pemkot Surabaya mengimbau masyarakat mengantisipasi dampak anomali cuaca. Sebab, anomali cuaca membuat beberapa wilayah di Jawa Timur mengalami hujan lebat disertai angin kencang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan tahun ini anomali cuaca terbilang luar biasa. Salah satunya yakni mempengaruhi perubahan iklim di Indonesia, khususnya Kota Surabaya.

"Hasil koordinasi kami dengan BMKG, belum bisa dipastikan Surabaya kapan turunnya hujan yang pasti," kata Eddy, Selesa (17/12/2019).


Meski demikian, pihaknya mengimbau masyarakat lebih mewaspadai bahaya angin kencang. Sebab, saat ini angin kencang sudah muncul di beberapa wilayah Jawa Timur, seperti Madiun, Bojonegoro, dan Bangkalan.

"Kalau kita lihat di data cuaca, awan itu bergerak luar biasa dari selatan ke utara, namun saat ini Surabaya terlewati terus," ujar Eddy

Di samping itu, kata Eddy, ada beberapa pesan dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada masyarakat dalam persiapan memasuki musim hujan tersebut. Pertama, masyarakat diimbau rutin mengecek instalasi atau peralatan listrik yang ada di rumah. Menurutnya, tahun lalu, walaupun memasuki musim hujan, kebakaran sering kali terjadi.

Simak Video "MLTR Kagum dengan Cuaca di Indonesia"



"Hal ini disebabkan korsleting listrik akibat air hujan," kata Eddy.

Sedangkan yang kedua, lanjut Eddy, ketika berkendara di saat turun hujan, masyarakat diimbau tidak berteduh di bawah pohon yang rindang serta baliho-baliho yang besar. Sebab, ketika hujan atau angin kencang, ada potensi robohnya baliho atau pohon.

"Karena kita tidak tahu potensi tumbangnya itu," imbuh Eddy.


Eddy menyampaikan Wali Kota Risma juga menyarankan para orang tua agar anak-anaknya tidak bermain air hujan. Sebab, dampak anomali cuaca saat ini membuat kandungan gas monoksida air hujan cukup tinggi.

"Dahulu hujan menyehatkan, tapi sekarang, karena anomali musim, kandungan gas monoksida air hujan cukup tinggi dan berpotensi juga hujan (es) batu yang kecil-kecil. Mohon dihindarkan anak-anak kita agar menjauh tidak hujan-hujan," lanjut Eddy.

Pihaknya juga berpesan, ketika berkendara saat musim hujan, masyarakat tidak berteduh dan parkir di bawah flyover, halte atau jembatan penyeberangan orang (JPO). "Mohon tidak berteduh di bawah viaduk, atau minimal ketika mau hujan pakai jas hujan dulu. Sehingga tidak mengganggu lalu lintas yang lain," papar Eddy.

Lalu ia meminta masyarakat Surabaya rutin mengecek genangan air. Sebab, ketika terjadi genangan air, potensi datangnya penyakit cukup tinggi. Seperti gigitan nyamuk Aedes aegypti yang dapat menyebabkan demam berdarah dengue (DBD).


"Tolong dicek semuanya. Ketika musim hujan ada penampungan-penampungan itu jangan sampai ada genangan," sambungnya.

Kendati demikian, dalam menghadapi anomali cuaca ini, BPB dan Linmas Surabaya juga rutin melakukan pengecekan peralatan, seperti perahu karet. Tak hanya itu, bahkan BPB Linmas, Satpol PP dan Damkar juga rutin menggelar latihan.

"Karena itu, kita juga rutin menggelar latihan untuk persiapan datangnya potensi bencana," pungkasnya.
Halaman 2 dari 3
(sun/bdh)
Berita Terkait