Jembatan yang ambrol itu memiliki panjang 6 meter dan lebar 3 meter. Jembatan berada di Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro.
Sedangkan truk yang terperosok merupakan tronton dengan nopol W-8254-UR yang dikemudikan oleh Febriyan Fahrul Fauzi (28) asal Lumajang. Truk tersebut bermuatan pasir dengan berat 40 ton. Truk berangkat dari Kabupaten Lumajang hendak menuju proyek migas Jambangan Tiung Biru (JTB) di Bandungrejo, Kecamatan Gayam.
Jembatan tersebut ambrol diduga karena tak kuat menahan beban truk yang bermuatan pasir. Menurut warga, truk tersebut salah jalan.
"Kaget, Mas, mau Magrib kejadiannya. Kata warga, sopirnya nggak mau nanya, padahal bawa kernet, nyelonong terus meski ada warga. Nggak tahu kalau dia salah jalan hingga akhirnya lewat jembatan kelebihan muatan, ambruk," ucap Rusmandi, salah seorang warga Ngasem.
Kini jembatan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan. "Kalau warga yang dari Ngasem menuju ke Bandungrejo, Gayam, Mojodelik, dan sebagainya tidak bisa karena sampai saat ini belum dievakuasi truknya dan jembatan patah," imbuhnya.
Kapolsek Ngasem AKP Dumas Baruttu membenarkan kejadian ini. "Iya benar, sopirnya tak (saya) tanya, katanya belum pernah ke sini, jadi pakai aplikasi GPS, Google Map. Lewat Dander, depan Polsek terus ke barat hendak ke proyek JTB," kata Dumas.
Menurut warga, jembatan kecil itu baru saja selesai direhab oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bojonegoro. Dimintai konfirmasi terpisah, Satlantas Polres Bojonegoro menegaskan terperosoknya truk muatan pasir ini bukan kecelakaan.
"Bukan kecelakaan ya ini, karena sopir menyalahi aturan kelas jalan. Reskrim ini yang harusnya nangani karena masuk perusakan," ujar Kanit Laka Satlantas Bojonegoro Iptu Suiswanto.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini