Hore, Kini Nelayan Pacitan Bisa Melaut dengan Elpiji

Hore, Kini Nelayan Pacitan Bisa Melaut dengan Elpiji

Purwoto Sumodiharjo - detikNews
Selasa, 03 Des 2019 12:53 WIB
Dengan konverter, melayan Pacitan bisa melaut dengan elpiji 3 kg (Foto: Purwo Sumodiharjo)
Pacitan - Nelayan Pacitan pantas bahagia. Mulai sekarang mereka tak lagi bergantung pada bahan bakar minyak (BBM) untuk mengoperasikan kapal. Sebagai gantinya, saat melaut, mereka bisa memanfaatkan elpiji 3 kilogram untuk menghidupkan mesin. Teknologi tepat guna tersebut sedikitnya digunakan oleh 180 nelayan di seluruh wilayah Kota 1001 Gua.

"Begitu (alat) diterima, langsung bisa menggunakan, Pak. Sebelumnya, anak saya sudah latihan cara pakainya," ucap Tokit (60), nelayan asal Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, setelah menerima paket konversi BBM ke gas di Dinas Perikanan, Jl Dr Sutomo, Pacitan, Selasa (3/12/2019) siang.

Paket tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM). Penyerahan dilakukan langsung Dirjen Migas dan Sumber Daya Mineral Ahmad Wahyu Wardono. Hadir pula perwakilan Komisi VII DPR RI serta Pertamina. Bupati Indartato juga tampak hadir saat serah-terima.

Adapun paket dimaksud terdiri atas beberapa item, di antaranya 1 unit mesin kapal, 1 set converter kit beserta pemasangannya, dan 2 unit tabung melon beserta isinya. Tidak itu saja, tiap nelayan juga mendapat paket berupa 1 set as panjang lengkap dengan baling-baling kapal. Semuanya diberikan gratis.

"(Penghematan jika dibanding BBM) antara 40-70 persen kalau yang sudah-sudah. Parameternya daerah satu dengan daerah lain berbeda-beda. Yang jelas hemat dan lebih," terang Wahyu Wardono kepada wartawan seusai serah-terima.


Rancang bangun perangkat baru itu, lanjut Wahyu, dikhususkan bagi kapal berbahan bakar bensin dengan kapasitas maksimal 13 tenaga kuda. Atau jika dihitung berdasarkan kategori hanya diperuntukkan bagi kapal 5 GT ke bawah. Meski begitu, Wahyu enggan menyebut jika dikatakan teknologi ini hanya difokuskan bagi nelayan tradisional saja.

"Yang membatasi bukan tradisional atau nggak tradisional. Tapi kriteria yang kami sampaikan tadi," imbuhnya.

Selain kriteria di atas, pihak Kementerian juga memberlakukan syarat lain bagi nelayan untuk memperoleh bantuan tersebut, yaitu penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Syarat terakhir nelayan bersangkutan belum pernah menerima bantuan sejenis.


Pada kesempatan itu, Bupati Pacitan Indartato menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat. Pak In juga berpesan agar para nelayan memanfaatkan sarana tersebut dengan baik. Sebab, dengan segala kelebihan yang dimiliki, alat ini terbukti mampu menekan biaya operasional melaut. Hal itu berarti nelayan memperoleh pendapatan lebih besar.

"Saya kira ini sesuai tujuan kita semua dalam rangka mewujudkan masyarakat Pacitan sejahtera termasuk di antaranya para nelayan," pungkasnya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.