Risma menyebutkan jika tanggul yang dibuat di aliran Kali Lamong itu terbuat dari tanah dan tumpukan batu, dengan memanfaatkan tanah aset pemkot yang berada di aliran sungai.
"Kalau kontruksinya kita bangun menggunakan beton biayanya sangat mahal, kita nggak punya uang," kata Risma usai sidak di tanggul di Kelurahan Sumberejo, Senin(2/12/2019).
Risma menambahkan tanah yang digunakan untuk membuat tanggul merupakan aset tanah BTKD milik Pemkot Surabaya sekitar 150 hektare. Setelah dikeruk, sebagian tanah tersebut juga akan digunakan sebagai bozem.
Risma menjelaskan tanggul tersebut dibangun menjadi saf dengan diselingi jalan. Meski terbuat dari tanah, Risma berharap kuat menahan air. Sebab menurutnya ini adalah ihktiar Pemkot Surabaya untuk mengatasi masalah banjir di kawasan Pakal akibat kiraman dari daerah lain.
"Kemarin sudah teruji, tanggul sisi selatan sudah lima tahun tidak apa-apa. Cuman waktu itu, ada yang macul ditanami jagung , akibatnya membuat tanahnya berongga. Akhirnya kita kasih tulisan dilarang ditanamani atau dicangkul," lanjut Risma.
Untuk memperkuat tanggul, rencananya Pemkot Surabaya akan menanam pohon cemara udang dan rumput. Tidak hanya itu, Pemkot juga akan memasang solar sel di kawasan bozem yang saat ini dalam proses pembangunan.
"Nanti akan saya tawarkan Kementrian ESDM. Mereka bisa pasang solar panel tenaga surya. Informasinya kalau dipasang di atas air lebih bagus dibanding di daratan," tandas Risma.
Tonton juga Sambut Piala Dunia U-20, Risma Tanam 1.000 Pohon Tabebuya di GBT :
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini