Tabungan Wajib Didemo Siswa, Ini Penjelasan SMKN di Mojokerto

Tabungan Wajib Didemo Siswa, Ini Penjelasan SMKN di Mojokerto

Enggran Eko Budianto - detikNews
Senin, 02 Des 2019 13:10 WIB
Siswa SMKN 1 Trowulan demo mempertanyakan uang tabungan (Foto: Enggran Eko Budianto/File)
Mojokerto - Ratusan siswa nekat meninggalkan Ujian Akhir Semester ganjil untuk berunjuk rasa memprotes pungutan berkedok tabungan wajib di SMKN 1 Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Merespons persoalan ini, pihak sekolah berdalih tabungan wajib itu untuk pengembangan diri siswa.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 1 Trowulan Umi Hasanah mengatakan, pihaknya sudah mempunyai legitimasi untuk memungut tabungan wajib dari setiap siswa. Dia berdalih, tabungan itu dipungut karena para wali murid sudah menyetujuinya.

"Setelah kami rapatkan, kami sepakat dan kami semua terbuka, tabungan sudah dirapatkan dengan wali murid. Semuanya sudah jelas karena wali murid sudah punya surat edaran yang ditandatangani Kepala Sekolah dan komite sekolah," kata Hasanah kepada wartawan di SMKN 1 Trowulan, Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Senin (2/12/2019).

Hasanah menjelaskan, tabungan wajib digunakan untuk membiayai kegiatan pemgembangan diri siswa yang tidak didanai Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun Program Gratis Berkualitas (Tistas). Salah satunya kegiatan kunjungan industri, yaitu study tour para siswa ke sebuah pabrik atau tempat usaha sesuai jurusan masing-masing.


Menurut dia, besaran tabungan wajib di setiap jurusan berbeda-beda. Paling rendah Rp 75.000 per siswa per bulan. Sedangkan paling tinggi Rp 145.000 per siswa per bulan. Pungutan ini berlaku bagi siswa kelas X hingga XII di SMKN 1 Trowulan yang mempunyai 27 kelas dengan 800 siswa.

"Pemicu demo siswa hari ini karena mereka harus menyelesaikan tabungan wajib untuk mendapatkan kartu peserta ujian," terangnya.

Hasanah mengakui pihaknya meminta para siswa melunasi tabungan wajib untuk mendapatkan kartu peserta Ujian Akhir Semester. Sampai hari pertama jadwal pelaksanaan ujian, terdapat sekitar 100 siswa yang belum melakukan pelunasan.

Namun, pihaknya menampik melarang siswa yang belum melunasi tabungan wajib untuk mengikuti ujian. Karena dia mengaku sudah meminta para siswa yang belum mampu melunasi agar tetap mengambil kartu ujian ke koordinator tabungan.


"Ketua kelas sudah kami kumpulkan, walupun belum bayar tabungan, harus tetap ikut ujian. Namun, tidak semua murni tidak mampu. Ada yang sudah dikasih orang tuanya, tapi tidak dibayarkan," ungkapnya.

Berdasarkan hasil rapat Kepala SMKN 1 Trowulan Irni Istiqomah dengan para guru, tambah Hasanah, ujian akhir semester ganjil terpaksa ditunda. Rencananya ujian digelar selama 5 hari. Yaitu mulai hari ini sampai Jumat (6/12).

"Keputusan Ibu Kepala Sekolah ujian kami tunda sampai anak-anak mau sekolah lagi," tandasnya.

Pagi tadi ratusan siswa berunjuk rasa di halaman SMKN 1 Trowulan. Mereka memprotes adanya pungutan berkedok tabungan wajib siswa. Terlebih lagi, para pelajar itu menilai penggunaan dana tabungan itu tidak transparan. (iwd/iwd)
Berita Terkait