Radikalisme Marak di Kampus, BPIP Turun Ke Kampus Sosialisasi Pancasila

Radikalisme Marak di Kampus, BPIP Turun Ke Kampus Sosialisasi Pancasila

Ardian Fanani - detikNews
Minggu, 01 Des 2019 18:25 WIB
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Radikalisme di kalangan kampus semakin mengkhawatirkan. Hal ini membuat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) turun ke universitas, melakukan pendekatan edukasi dan kultural pada kalangan millenial sebagai proteksi dini.

Tak hanya radikalisme, BPIP juga mengantisipasi pengaruh budaya barat dan ala Korea.

Staf Khusus Ketua Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Lia Kian, menegaskan modernisasi dan pengaruh budaya barat berpotensi menjadikan kalangan muda terpapar intoleransi, radikalisme dan terorisme. Makanya BPIP gencar melakukan pendekatan edukasi dan kultural pada kalangan millenial sebagai proteksi dini.

"Mumpung jumlah anak muda yang terpapar radikalisme belum tinggi dilakukan pencegahan. Termasuk antisipasi pengaruh budaya barat, ngefans dengan artis Korea sampai meniru model berpakaian. Pengaruh rokok Vape yang merupakan tradisi orang Arab. Lha sekarang itu teradopsi oleh kalangan muda kita," ungkapnya dalam Sosialisasi Pancasila kepada pendidik sebagai upaya mencegah intoleransi, terorisme dan radikalisme di kalangan pemuda yang digelar Untag Banyuwangi di hall Santika Hotel, Minggu (1/12/2019).


Di Indonesia, intoleransi dan radikalisme belum krisis. Tapi perlu dilakukan proteksi dini karena 10-15 tahun lalu masalah ini belum muncul. Masalah itu baru berkembang beberapa tahun terakhir.

"Pancasila harus dipahami oleh semua kalangan bahwa final sebagai dasar negara. Pendidikan formal dan informal sama - sama berpengaruh dalam membendung radikalisme serta intoleransi," lanjutnya.

Rektor Untag Banyuwangi, Andang Subahariyanto, tak menampik bibit radikalisme tumbuh tidak jauh dari perguruan tinggi. Saat ini dibutuhkan standarisasi kurikulum pengajaran Pancasila yang tepat.

"Mereka bisa menjadi teroris hanya diajari dari medsos. Kami berkepentingan bersinergi dengan BPIP sehingga materi pendidikan dan cara mengajarkan pancasila pada anak didik tepat," urainya.


Para guru tidak bisa mengajarkan pancasila asal comot. Sebab radikalisme dan terorisme tidak dapat ditangani secara instan. Semuanya harus didukung deradikalisasi yang terintegrasi.

"Istilahnya tidak cukup dengan ditangkap, lalu dipenjarakan. Harus didukung dengan sistem deradikalisasi yang terintegrasi. Kalau deradikalisasi soal kemiskinan maka kemiskinannya harus dituntaskan," jelasnya selaku narasumber.


Tonton juga Komnas HAM Singgung Poin Pertama SKB Penanganan Radikalisme ASN Offside :

[Gambas:Video 20detik]

(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.