Hal ini disampaikan Khofifah pada pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) PWNU Jawa Timur di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kabupaten Probolinggo.
Di forum yang dihadiri para ulama, pengasuh pondok pesantren, hingga para menteri ini, Khofifah mengajak seluruh pihak menguatkan OPOP untuk membangkitkan ekonomi berbasis pesantren.
"Kami berharap OPOP akan menjadi salah pintu masuk penguatan ekonomi ummat terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Program OPOP sejalan dengan arahan Presiden Jokowi dalam rapat tahunan Bank Indonesia, bahwa saat ini yang terpenting adalah membuka seluas-luasnya lapangan kerja," kata Khofifah dalam siaran pers yang diterima detikcom di Surabaya, Sabtu (30/11/2019).
Untuk menyukseskan program OPOP, Khofifah menyebut pihaknya telah menggandeng lintas sektor. Mulai BUMN, BUMD hingga sektor privat untuk membantu memberikan pendampingan usaha dan mempermudah penjangkauan permodalan.
Selain itu, hal ini juga berguna untuk mengembangkan market akses dari produk-produk yang dihasilkan santri, koperasi pesantren dan juga alumni pesantren.
"Terutama pendampingan managerial skill para pelaku usaha OPOP kami prioritaskan agar mereka mendapatkannya dari sektor yang kami ajak kerjasama," tambah Khofifah.
Targetnya, program OPOP ini bisa menghasilkan 1.000 produk unggulan dari pondok pesantren Jawa Timur. Hal ini dalam rangka merevitalisasi Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan para Pedagang.
Khofifah menyebut Nahdlatut Tujjar adalah gagasan para ulama sebelum mendirikan Nahdhatul Ulama di tahun 1926.
"OPOP adalah upaya kita merevitalisasi Nahdhatut Tujjar. Karena PR kita saat ini adalah mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan," imbuh Khofifah.
Untuk itu, dia mengajak seluruh pihak, khususnya pondok pesantren untuk turut serta mendukung program OPOP. Hal ini untuk membangkitkan ekonomi Jawa Timur, mengentaskan kemiskinan dan memajukan sektor usaha di pesantren.
Dari data yang ada, produk OPOP yang akan menyentuh 6.000 ponpes se-Jawa Timur ini juga menggandeng perguruan tinggi dalam memberikan pendampingan usaha, managemen usaha dan juga inovasi produk. Saat ini juga sudah ada OPOP Training Center yang ada di Universitas NU Surabaya. OPOP Training Center ini berfungsi memberikan pendampingan pelaku usaha berbasis pesantren.
Sementara, produk usaha yang dikembangkan OPOP meliputi banyak jenis produk. Mulai makanan dan minuman, kerajinan tangan, fashion, dan juga produk digital IT. Semua jenis produk akan dikembangkan agar bisa memiliki daya saing sehingga memberi dampak pertumbuhan ekonomi baik lokal maupun regional serta memperkuat struktur bisnis pada pelaku usaha.
Simak juga video Said Aqil: Banyak Kiai NU Berjenggot Tidak Radikal:
(hil/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini