"Ini memang gelap gulita wilayah perkotaan karena memang sengaja dipadamkan oleh PLN. Hal ini mengingat kondisi yang harus dipadamkan seiring banyak kerusakan atap dan pohon tumbang," terang Bupati Ngawi Budi Sulistyono saat dihubungi detikcom, Minggu (24/11/2019) malam.
Belum ada laporan pasti terkait jumlah kerusakan dan pohon tumbang. Namun bupati yang akrab disapa Kanang itu menyampaikan bahwa atap pos pintu gerbang Polres Ngawi roboh. Selain itu beberapa tenda PKL di alun-alun Ngawi juga roboh.
Termasuk tower pemancar Radio Bahana. Tower setinggi 70 meter itu roboh menimpa rumah warga. Beruntung tidak ada korban jiwa.
"Atap pos gerbang Polres Ngawi infonya roboh. Juga beberapa atap stan PKL di alun-alun juga roboh. Ini kita masih menunggu data resmi yang masuk. Infonya sebagian wilayah masih hujan deras wilayah pegunungan," ujarnya.
Menurut Kanang, listrik di sebagian fasilitas umum seperti rumah sakit diupayakan menggunakan mesin genset. "Untuk pendopo sini pakai genset serta RSUD," imbuhnya.
Data yang dihimpun detikcom, hujan es disertai angin kencang juga mengakibatkan pohon tumbang dan membuat panik warga. Dalam beberapa video yang tersebar, tampak warga berteriak histeris menyebut nana Allah.
"Allahuakbar, la illahailallah," teriak salah seorang wanita seperti dalam video yang beredar melalui aplikasi percakapan, WhatsApp.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini